OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 10 Juni 2019

Kemacetan Parah di Tol Cikampek, Ini Respon Kemenhub


Kemacetan Parah di Tol Cikampek, Ini Respon Kemenhub

Kemacetan parah di tol Cikampek disebabkan oleh membludaknya kendaraan dari Bandung dan keberadaan rest area. Kemenhub mencoba mengurai kemacetan.

Kemacetan Parah di Tol Cikampek, Ini Respon Kemenhub
10Berita, Jakarta – Kemacetan parah terjadi di jalur Tol Cikampek, tepatnya pada Tol Trans Jawa arah Gerbang Tol Kalijati, Cipali, menuju Jakarta pada puncak arus balik, Ahad, 9 Juni 2019. Berdasarkan pemantauan Tempo di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019, kepadatan lalu-lintas di KM 98 hingga KM 45 menyebabkan laju kendaraan terhambat.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan pihaknya tengah berupaya mengurai kemacetan kendaraan di jalur bebas hambatan. Adapun titik kritis antrean kendaraan tercatat terjadi di KM 72 hingga KM 68.
“Kami sedang membuka one way (jalur satu arah),” ucap Budi Setiyadi kala dihubungi Tempo pada Ahad, 9 Juni 2019. Ia menjelaskan, kebijakan one way mulai diterapkan pada pukul 20.30 WIB.
One way, ujar dia, diberlakukan untuk mengurai kepadatan arus lalu-lintas menuju Jakarta. Penerapan one way ini dilakukan secara bertahap. Karena itu, Budi menyatakan kemacetan tak bisa serta-merta terurai dalam waktu singkat.
Sebelum memberlakukan one way, Kementerian Perhubungan bersama Jasa Marga dan Korlantas Polri sudah menerapkan kebijakan buka-tutup untuk mendorong kendaraan dari arah sebaliknya keluar dari jalan tol. Setelah semua lajur berlawanan steril dari kendaraan, barulah one way akan beroperasi di sepanjang jalur rawan macet. 


Untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan di masa puncak arus balik ini, Budi mengatakan one way bakal diterapkan hingga Senin pagi, 10 Juni 2019. Rekayasa lalu-lintas ini rencananya diterapkan sampai KM 29.
Ihwal penyebab kemacetan di jalur Tol Trans Jawa, Budi menengarai ada beberapa faktor penyebab. Di antaranya adanya jalur pertemuan dari Bandung dan Cikampek di KM 65 yang menyebabkan penumpukan. “Mulanya dari KM 65, lalu berlanjut karena disambut rest area,” ujarnya.
Rest area yang berada 3 kilometer setelah titik pertemuan di KM 65, tepatnya di KM 62, juga menyebabkan laju kendaraan melambat. “Penumpukan dobel ada rest area, ditambah volume kendaraan besar,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi kemacetan ini, Kementerian Perhubungan sebelumnya juga telah menyiapkan skema pembatasan kendaraan yang masuk ke Jalan Tol Trans Jawa menuju Jakarta. "Kalau misalnya kondisi belum clear, itu mungkin dari hulunya akan disekat. Mungkin tidak semua kendaraan bisa masuk tol," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Sugihardjo.
Apabila arus kendaraan tersendat dan jalur bebas hambatan itu semakin padat, Sugihardjo berujar kendaraan akan dialihkan melewati jalur Pantai Utara alias Pantura. Menurut dia, apabila dalam lalu lintas sudah terjadi penguncian alias lockingmencairkannya kembali akan sulit.
Sumber: tempo.co