Komandan Kogasma (Komando Tugas Bersama) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya di Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019). Dalam pidato politik AHY mengambil tema 'Rekomendasi Partai Demokrat Kepada Presiden Mendatang'. AHY juga mengatakan akan meneruskan program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat sebagai presiden ke-6.| AKURAT.CO/Sopian

10Berita, Dorongan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) disebut-sebut sebagai langkah menggagalkan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kandidat Ketua Umum Demokrat.
Pengamat Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah berpendapat upaya untuk menggagalkan AHY tersebut agar partai yang berbasis nasional relegius terhindar dari dinasti kekuasaan dan kekuatan SBY.
"KLB ini berpotensi sebagai upaya gagalkan SBY mewariskan Demokrat ke AHY, tentu bagi kader berpengaruh kondisi itu tidak menguntungkan secara politis," ungkap Dedi kepada AKURAT.CO, Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Lebih lanjut Dedi mengatakan dorangan KLBtersebut disebabkan karena inkonsistensi terhadap dukungan Pilpres 2019 serta merosotnya suara Demokrat pada Pemilu 2019 yang menurut hingga 3 persen dari Pemilu 2014.
"Selain karena hasil Pemilu yang tidak menyenangkan, ada kekhawatiran tokoh berpengaruh Demokrat jika SBY hendak hadirkan oligarki, inilah yang membuat suasana Demokrat tidak kondusif, terlebih momen saat ini sangat menentukan sebelum terbentuknya pemerintahan baru Oktober nanti," jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Dedi, jika KLBberhasil digelar dan SBY harus tunduk keputusan KLB dengan tidak lagi memimpin Demokrat, ada harapan AHY kehilangan posisi strategis, karena sangat kecil kemungkinan AHY berhasil ambil alih posisi Ketum dari proses KLB yang terbuka.
"Jika kondisinya demikian, bukan tidak mungkin jika AHY terbuang dari Demokrat," tandasnya.
Sebelumnya Kongres Luar Biasa (KlB), diinisiasi oleh politisi senior Partai DemokratKLB Partai Demokrat ini diinisiasi salah seorang diantaranya politisi Max Sopacua, dengan menamakan Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD).
GMPPD meminta DPP bisa mencari jalan keluar agar partai pimpinan Ketum SBYtersebut bisa bangkit kembali. Seperti diketahui, Demokrat hanya memperoleh suara 7,7 persen dalam Pemilu 2019. []
Sumber: AKURAT.CO