Foto: mongabay.co.id
10Berita, Kisruh terjadi di Sragen, Jawa Tengah. Ribuan investor yang menyetor dana untuk bisnis semut rangrang merasa marah dengan CV MSB yang merupakan pengelola usaha semut rangrang. Sebagaimana dikutip dari Harian Solopos (13/6/2019), kantor dan gudang CV Mitra Sukses Bersama (MSB) di daerah Sidoharjo, Sragen, tutup sejak pertengahan mei kemarin.
Para investor menyetor modal dengan cara membeli paket investasi senilai Rp 1.500.000,- Setelah membeli satu paket investasi, mereka akan mendapatkan 1 stoples berisi semut rangrang. Setelah 5 bulan, stoples berisi semut itu akan dijual kembali kepada CV MSB dengan laba sekitar Rp 700.000/paket. Konon, semut itu akan dijadikan bahan pembuatan kosmetika.
Ribuan warga pun tertarik, dan bahkan ada yang berinvestasi hingga ratusan juta rupiah. Jika ada ribuan investor, kita bisa membayangkan berapa milyar dana yang terkumpul. Tutupnya kantor CV MSB itu pun membuat investor cemas jika ternyata itu hanya investasi bodong.
Mungkin Anda tertarik untuk menelisik lebih jauh, apakah semut rangrang benar-benar bisa menjadi bahan pembuat kosmetika?
Manfaat Semut Rangrang
Kroto (foto: bisnisUKM.com)
Semut rangrang merupakan genus dengan nama ilmiah Oecophylla. Beberapa contoh spesies misalnya Oecophylla smaragdina, Oecophylla atavina, Oecophylla bartoniana, Oecophylla brischkei, Oecophylla crassinoda, Oecophylla eckfeldiana dan sebagainya.
Sebenarnya, budi daya semut rangrang memiliki prospek cerah, namun lebih sebagai produksi kroto dibanding sebagai bahan kosmetika. Dilansir dari unej.ac.id (8/1/2017), kroto yang merupakan larva yang dihasilkan semut rangrang, merupakan makanan premium bagi burung. Para penyuka burung dan yang hobi mancing, sangat membutuhkan kroto untuk pakan burung atau sebagai umpan memancing. Kebutuhan kroto cukup tinggi dengan harga kroto basah mencapai Rp 75.000 s.d. Rp 100.000/kg.
Meski lumayan tinggi, tetapi jika kita melihat bahwa harga 1 stoples rangrang dipatok dengan investasi senilai Rp 1.500.000 seperti dilakukan CV MSB di atas, tampaknya terlalu berlebihan.
Foto: jempolkaki.com
Dalam buku Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern, karya Bayou Prayoga (Penerbit Penebar Swadaya) disebutkan bahwa kroto sangat disukan burung-buruk insektivora seperti cucakrowo, jalak, murai batu, kacer, kutilang dan beo. Kroto memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi. Di berbagai tempat seperti di Thailand dan Filipina, kroto juga dijadikan sebagai bahan pangan untuk manusia.
Selain sebagai penghasil kroto, semut rangrang juga bisa mengendalikan keberadaan hama tanaman. Dilansir dari worldagroforestry.org (diakses 15/6/2019), semut rangrang menjaga tanaman dari berbagai hama seperti kepik hijau, ulat, bahkan tikus. Bahkan, semut rangrang juga bisa mengurangi polusi udara.
Mungkin benar, bahwa semut rangrang juga bisa menjadi bahan pembuat kosmetik. Akan tetapi, dari paparan tersebut di atas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwa budidaya semut rangrang memang cukup prospektif, namun angka investasi yang ditetapkan sepertinya tidak masuk akal. Berapa isi semut rangrang dalam satu stoples? Paling hanya beberapa kilogram, jika dinilai uang, paling hanya berkisar tak sampai Rp 500.000.
Mari lebih berhati-hati lagi!
Sumber: