OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 15 Juni 2019

Trah Soekarno Calon Kuat Pengganti Megawati

Trah Soekarno Calon Kuat Pengganti Megawati


Foto : ISTIMEWA
10Berita, PDIP akan mempercepat pelaksanaan kongres partai dari 2020 menjadi 2019 guna menyesuaikan agenda pemerintahan Jokowi.
JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempercepat agenda kongres partai. Jika tak ada aral melintang, partai pemenang pemilu 2019 ini akan menggelar kongres pada bulan Agustus ini di Bali.
Menurut Direktur Riset Charta Politika, Muslimin percepatan kongres PDIP bisa saja bukan dalam rangka mengganti ketua umum, tapi murni membahas hal-hal lain yang dinilai oleh partai hanya bisa dilakukan melalui mekanisme kongres. “Karena tidak bisa dipungkiri, sangat sulit mengganti Megawati dari posisi Ketua Umum PDIP,” katanya kepada Koran Jakarta, Jumat (14/6).
Selain itu lanjut Muslimin, signifikansi peran dari Megawati adalah sebagai solidarity maker. Harus diakui dan tak bisa bisa dibantah, Mega juga punya legitimasi tradisionalkharismatik yang kuat di kalangan nasionalis. Sehingga dinamika kelompok yang mungkin berkembang di PDIP terkonsolidasi dengan rapi dan baik.
“Namun kalaupun kongres tersebut akan mengganti ketum, sebagai partai kader, PDIP pun sudah banyak stok kader terbaik kalau ada wacana diluar Mega. Tentunya, Puan Maharani, salah satu calon kuat karena disamping sebagai kader ideologis, Puan juga kader biologis yang mewakili trah Soekarno,” ujarnya. Adapun nama lain di luar trah Soekarno kata dia, Jokowi juga punya peluang, karena posisinya saat ini sebagai Presiden.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin juga pendapatnya tak jauh berbeda. Kata Ujang, sepertinya kongres nanti hanya akan menasbihkan kembali Megawati sebagai ketua umum. Seperti diketahui dalam AD/ART PDIP, pemilihan ketua umum dilakukan berjenjang dari bawah.
Dari ranting. “Nah tentu yang akan diajukan dan diusulkan kemungkin Megawati lagi,”katanya. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan alasan PDIP mempercepat pelaksanaan Kongres V yang direncanakan digelar pada 8-10 Agustus 2019 di Bali.
Menurut Hasto, percepatan Kongres V tersebut untuk menyesuaikan dengan agenda pemerintahan negara. “Kongres juga untuk menyusun seluruh agenda strategis Partai pasca Pemilu 2019, dan sebagai langkah preemptive bagi tugas Ideologis-strategis Partai ke depan. Itulah yang menjadi intisari pemikiran Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujar Hasto, Jumat.
Hasto menjelaskan, dengan dipercepatnya Kongres, maka ketika anggota DPR dan MPR dilantik, diikuti pelantikan Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf Amin serta pembentukan kabinet, seluruh struktur partai telah terkonsolidasi guna mendukung pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pembumian Pancasila
Menurut Hasto, apa yang dilakukan PDI-P adalah pembumian dari jalan keyakinan politik melalui ideologi pancasila yang digelorakan oleh ide, pemikiran, cita-cita, gagasan, dan perjuangan Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno. Di samping itu, partai akan terus memperbaiki diri melalui pengelolaan partai yang modern dan menjadi partai digital.
“PDI Perjuangan kokoh secara ideologis, dan terus memerbaiki diri melalui pengelolaan partai yang modern, menjadi partai digital, namun tetap berakar kuat pada kebudayaan bangsa, dan bekerja dengan cara gotong royong,” imbuhnya. Sekjen PDI-P menambahkan, sikap progresif dalam pikir dan gerak kepartaianlah yang melahirkan gagasan kongres dipercepat.
Dengan dipercepatnya kongres, diharapkan seluruh jajaran kepartaian siap untuk menjadi kekuatan utama yang efektif dalam mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
“Persiapan seluruh jajaran kepartaian untuk menjadi kekuatan utama yang efektif mengawal Jokowi-KH Ma’ruf akan dilakukan lebih awal. PDI Perjuangan sebagai partai pelopor berdiri di depan bagi kemajuan Indonesia Raya di segala bidang kehidupan,” ucapnya.
ags/tri/AR-3
Sumber: Koran Jakarta