Referensi pihak ketiga
10Berita, Kematian sesungguhnya merupakan hakikat yang menakutkan, akan menghampiri semua manusia. Tidak ada yang mampu menolaknya. Dan tidak ada seorangpun kawan yang mampu menahannya.
Ustadz Wijayanto dalam pengajiannya menceritakan tentang seorang yang berasal dari desa yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW. Orang tersebut bernama Samad yang dikenal baik dan taqwa.
"Samad tahu cara hidup yang benar di dunia dan akhirat. Buktinya ketika ada anak yatim selalu ia beri makan dan mau menghidupi janda. Maka ketika bertemu dengan Nabi, tangannya langsung dicium oleh Nabi Muhammad SAW. Seluruh sahabat seketika bertanya. Mengapa engkau mau mencium tangan orang itu ya Rosul? Nabi hanya menjawab saya ingin mencium tangan orang yang sudah dicatat masuk surga," terangnya.
Nabi Muhammad mengetahui perihal ini usai diberi bisikan Malaikat Jibril.
Dari kisah tersebut Ustadz Wijayanto menyatakan bahwa manusia tidak boleh hanya mengejar dunia saja atau akhirat saja.
"Kejarlah dua duanya. Baik akhirat maupun dunia. Karena apa yang dilakukan di dunia juga akan berdampak di akhirat nanti," tuturnya.
Maka dari itulah Ustadz Wijayanto menegaskan ketika ingin melakukan kebaikan maka jangan pernah melihat latar belakang dari orang yang akan ditolong tersebut.

Referensi pihak ketiga
Dalam pengajian yang disampaikannya, Ustadz Wijayanto juga menekankan tentang makna kematian bagi umat muslim yang kemudian Ustadz Wijayanto menyamoaikan tiga tanda-tanda seseorang yang sudah dekat dengan kematian.

Referensi pihak ketiga
Tanda pertama yakni warna rambut sudah mulai beruban, tanda yang kedua yakni beberapa organ tubuh sudah tidak berfungsi dengan normal dan yang ketiga jalannya mulai bungkuk. Karena apa yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah lagi. Jadi tiga hal tersebut sudah bisa jadi tanda orang dekat dengan kematian. Jauhilah maksiat dan sering-seringlah ke masjid," tutupnya.
Bagaimana menurut Anda? Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Sumber: jateng.tribunnews.com/2019/03/29/3-tanda-seseorang-dekat-dengan-kematian-ceramah-ustadz-wijayanto-di-masjid-al-falah-rsud-ketileng?page=3