OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 09 Juli 2019

Tragedi Krakatau Steel

Tragedi Krakatau Steel



10Berita Gonjang ganjing kebangkrutan salah satu Industri Strategis kita PT Krakatau Steel memprihatinkan. Ini bukan semata disebabkah lemahnya manajemen internal perusahaan akan tetapi karena Pemerintah lalai memberi perhatian dan prioritas pengembangan pada BUMN. Orientasi kebijakan tidak pada proteksi untuk memelihara industri kebanggaan nasional, malah sebaliknya yang terjadi adalah "pelepasan" dan penjualan aset aset strategis negara. Atau terlalu membuka keran impor sehingga terkesan "sengaja" menghancurkan aset strategis negara.

Produksi baja kita 6-7 juta ton per tahun, canangan klaster 10 juta baru tahun 2025. Bandingkan dengan  China yang 1 milyar ton per tahun. Korea saja cuma 60 juta ton dan Jepang 80 juta ton per tahun.

Pastilah akan terjadi pembantaian di ladang persaingan. Belum lagi beredar beji dan baja ilegal China di pasaran. Harga murah baja impor China sangat memukul Krakatau. Pemerintah tidak  melakukan  intervensi.
Akhirnya tentu yang terjadi adalah PHK karyawan meski dengan bahasa "restrukturisasi" dan "pengalihan" ke anak perusahaan.

PT Krakatau Steel bersama PT PAL, PT DI, PT INTI, PT Pindad, PT KAI, PT Dahana, PT Boma Bisma, dan PT LEN  adalah Industri Strategis yang eksisensi dan pengembangannya menunjukkan kekuatan dan kehebatan bangsa Indonesia.  Menyangkut hajat orang banyak, menghasilkan nilai tambah SDA, serta berkaitan dengan pertahanan dan keamanan.
PT Krakatau Steel nampaknya "dilepas" dari perhatian dan prioritas. Bahkan Pemerintah lebih condong membangun industri baja swasta dengan mengundang investasi asing sebagaimana yang menjadi "kesukaannya".

Di Batu Licin Kalsel berdiri perusahaan patungan dengan saham mayoritas China Nikel Resources. Begitu juga di Morowali Sulteng Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) produk pabrik baja China menyaingi secara tak sehat Krakatau Steel.

Kini kita butuh pemerintahan yang peduli dan memiliki nasionalisme tinggi dalam membangun industri. Jangan mengelola negara dengan semata kacamata bisnis.

Asing berinvestasi demi keuntungan diri dan negaranya. Capital flight selalu terjadi. Inilah yang disebut penjajahan terselubung. Dengan memperbanyak investasi industri baja asing maka itu sama saja dengan membunuh perusahaan nasional sendiri. Krakatau Steel tidak lagi menjadi industri strategis.

Keberadaannya dihancurkan sendiri oleh diri kita, kebijakan kita, pemerintah kita. Kasihan karyawan bangsa kita.

Pola pengelolaan negara dengan semata bisnis, apalagi berorientasi komisi, tentu telah melenceng dari cita cita untuk apa kita merdeka dan bernegara. Penguasa harus menjadi negarawan yang berfikir dan berkhidmat bagi kebahagian warga negara ke depan. Membangun peradaban dan kesejahteraan. Bukan semata infrastruktur yang memukau tapi memukul. Membunuh dan  menghancurkan. Menggadaikan dan menjual.

Kita butuh pemimpin yang pejuang bukan pecundang dan pedagang. Atau berkaliber penghutang yang otaknya hanya dipenuhi dengan fikiran atau lamunan uang, uang, dan uang.

Penulis: M Rizal Fadillah

Sumber Erasmuslim

Related Posts:

  • Mendefinisikan Ulang Makna TOLERANSI Mendefinisikan Ulang Makna TOLERANSI Oleh: Mohammad Fauzil Adhim Apakah toleransi itu? Tampaknya sederhana dan mudah kita mengerti, tetapi ternyata sangat pelik dan tak berlaku umum. Kata "Toleran" lebih sering berkaitan den… Read More
  • Mencari “Jenderal Air Keras” di Kepolisian Mencari “Jenderal Air Keras” di Kepolisian by Asyari Usman (Mantan wartawan BBC) Walau masih belum pulih 100 persen, Novel Baswedan sudah bisa ikut melacak orang yang bertanggung jawab menyiramkan air keras ke mu… Read More
  • Cetak Rekor Baru! Presiden Paling Banyak Menggelar RapatCetak Rekor Baru! Presiden Paling Banyak Menggelar RapatOleh: Hersubeno Arief (Konsultan Media dan Politik) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto punya info menarik soal gaya dan kebi… Read More
  • TANGAN-TANGAN DIBELAKANG AFI NIHAYA FARADISA TANGAN-TANGAN DIBELAKANG AFI NIHAYA FARADISA Oleh: Irfan Noviandana* Pertama-tama saya memohon maaf kepada dik Afi jika akhirnya kami saudara-saudara dalam iman dan islam ini mengkritik dan membuka kekuranganmu via media sos… Read More
  • PERSAMAAN AFI DAN PAK JOKOWI PERSAMAAN AFI DAN PAK JOKOWI PERSAMAAN AFI DAN PAK JOKOWI by Iwan Balau* Ribut masalah AFI. Benarkah ia plagiat atau menjiplak? Atau ia hanya menceritakan kembali sebuah karya tulis orang lain dengan gaya dan bahasa yang dia… Read More