OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 14 Agustus 2019

Kabar Buruk Terus Berdatangan, Apakah Resesi Sudah Dekat?

Kabar Buruk Terus Berdatangan, Apakah Resesi Sudah Dekat?

10Berita – Kabar kurang enak datang dari Singapura. Kemarin, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Negeri Singa untuk 2019 berada di kisaran 0-1%. Cukup jauh dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 1,5-2,5%.
Sebelumnya, kisah hampir sama datang dari Filipina. Pada kuartal II-2019, ekonomi Filipina tumbuh ‘hanya’ 5,5%. Ini menjadi laju paling lemah dalam empat tahun terakhir.
Indonesia? Sama saja. Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi Tanah Air tercatat 5,05%. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,07%.

Padahal pada kuartal II-2019, ada momentum Ramadan, Idul Fitri, dan Pemilu yang mendongkrak konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Terbukti konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 5,17%, terbaik sejak kuartal I-2014.
Jadi apa yang salah? Ekspor. Sudah dua kuartal beruntun ekspor terkontraksi alias turun. Pada kuartal II-2019, Badan Pusat Statistik mencatat ekspor negatif 1,81% dan kuartal sebelumnya minus 1,86%.
‘Penyakit’ serupa juga dialami Singapura. Sejak Oktober 2017, ekspor Singapura bergerak dalam tren menurun.
Dalam tiga bulan terakhir, ekspor Singapura selalu terkontraksi. Rantai defisit terpanjang sejak Juni-Oktober 2016.
Lemahnya sektor perdagangan adalah masalah dunia, seluruh negara mengalaminya. Bank Dunia memperkirakan arus perdagangan dunia tahun ini hanya tumbuh 2,6%, laju terlemah sejak krisis keuangan global. Saking lemahnya arus perdagangan global, sampai-sampai muncul persepsi bahwa dunia di ambang resesi.
Definisi resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut pada tahun yang sama. Mungkin dalam waktu dekat resesi masih belum terjadi, ekonomi global masih tumbuh. Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 2,6% tahun ini, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) punya proyeksi sedikit lebih optimistis yaitu 3,3%.
Akan tetapi, ada risiko besar yang jika tidak ditangani bisa benar-benar menjerumuskan dunia ke jurang resesi. Sebab, risiko itu bakal membuat arus perdagangan dan investasi global semakin terjerembab.
Apakah sebenarnya risiko itu? [cb]


Sumber: Ersmuslim

Related Posts:

  • Neraca Dagang Pecah Rekor, Era Jokowi Gemar Impor Neraca Dagang Pecah Rekor, Era Jokowi Gemar Impor 10Berita, Dalam blog faisalbasri.com, mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu, memaparkan pandangan kritisnya. Menur… Read More
  • The Economist Sentil Rezim: Buruk Rupa, Cermin Dibelah The Economist Sentil Rezim: Buruk Rupa, Cermin Dibelah Oleh: Umar Hasan Ah, agak menggelitik mengikuti gerak-gerik istana merespons kritik dari media asing, The Economist, soal kinerja Presiden Jokowi. Soal ekonomi, reali… Read More
  • Menteri Kecanduan Utang Menteri Kecanduan Utang 10Berita  Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015, Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara. Posisinya sebagai pembantu Presid… Read More
  • Sri Mulyani Keluarkan Aturan Pajak Toko Online, Termasuk Dagang Via Medsos   10Berita  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menandatangani Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Pe… Read More
  • Divestasi Freeport, NKRI Mati Harga! Divestasi Freeport, NKRI Mati Harga! Catatan Hukum Islamic Lawyers Forum Edisi ke-7 Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.Ketua LBH PELITA UMATPresiden ILF Penulis sengaja menulis judul tulisan ini tanpa tanda tany… Read More