10 Sikap Suami yang Harus Istri Syukuri
10Berita - SALAH satu kebahagiaan seorang wanita adalah ketika dia mendapatkan atau dititipi amanah sama Allah seorang laki-laki atau suami yang baik luar dalam, bukan yang kelihatan baik. Ketika seorang wanita bersuamikan sosok dengan ciri-ciri seperti di bawah ini, seharusnya dia bersyukur.
1 Cemburu demi kebaikan istrinya
Cemburu yang dimaksud di sini adalah cemburu pada tempatnya untuk menjaga kehormatan istri, misalnya tidak membiarkan istrinya melakukan sesuatu yang bisa mengundang fitnah (berduaan dengan laki-laki asing dengan modus apapun), mengingatkan istrinya ketika berpenampilan kurang syari di luar rumah, dan yang sejenis.
Di zaman serbabebas seperti ini makin banyak suami yang membolehkan istrinya berbuat apa saja. Tidak merasa cemburu ketika istrinya menjadi tontonan, bukan tuntunan. Merasa biasa saja ketika istri berkhalwat dengan laki-laki asing dengan alasan kerja. Atauu, hal serupa. Suami sejenis ini makin banyak jumlahnya. Justru suami pecemburu pada tempatnya yang jarang. Maka, berbahagialah dan bersyukurlah yang memiliki suami jenis kedua.
2 Pekerja keras dan bertanggung jawab
Laki-laki akan semakin terlihat kelelakiannya jika ia pekerja keras. Mungkin ini yang dinamakan fitrah. Laki-laki sejati tidak hanya bicara saja, tapi juga memberikan bukti salah satunya dengan bekerja keras (enggak malas-malasan).
3 Berinisiatif memberikan “uang jajan” jika mampu, selain nafkah
Suami yang memiliki perasaan akan paham tanpa harus disodori ratusan artikel atau tanpa harus diminta istri atau di-mention istri di Facebook bahwa menjadi istri dan ibu tidaklah semudah yang dibayangkan. Maka jika mampu, suami seperti ini akan memberikan uang jajan (selain nafkah) kepada istrinya. Bukan sebagai bayaran tentunya & bukan masalah jumlahnya, tapi semata-mata sebagai bentuk betapa suami begitu menghargai dan menyayangi istri salah satunya dengan memberikan istri keleluasaan dalam hal finansial.
4 Adil, tidak heboh sendiri dengan modus pekerjaan hingga melupakan keluarga
Ada suami yang saking cintanya sama pekerjaan atau ingin memastikan anak istrinya tidak telantar malah justru menelantarkan anak istri dengan cara lain, yakni terlalu sibuk dengan pekerjaan 24 jam enggak ada jeda. Padahal, anak istri juga butuh sentuhan emosi.
5 Tidak suka selfie
Laki-laki hobi selfie? Sesekali mungkin enggak apa-apa itupun kalau ramai-ramai dan terpaksa. Tapi kalau selfie dijadikan gaya hidup? Ehm …. Wanita terlalu banyak selfie saja bikin risih, apalagi laki-laki. That’s why bersyukurlah yang memiliki suami tidak suka selfie.
6 Tidak suka pamer
Bersyukurlah yang memiliki suami tidak hobi pamer penderitaan seperti, “lembur, nih!” atau pamer kekuatan seperti, “alhamdulillah, bisa beliin rumah istri di kawasan elit,” atau semacamnya.
7 Menjaga pergaulan
Suami yang menjaga pergaulan di zaman bebas seperti ini juga makin jarang. Apalagi, kalau laki-laki bisa berdalih, “Cuma temen kerja,” atau serupa. Maka bersyukurlah yang memiliki suami tidak suka chatting jika tidak penting dengan wanita lain, tidak hobi nge-like foto akhwat cantik di Facebook, atau kegiatan serupa.
8 Menjaga pandangan
Suami yang tahu diri akan menjaga pandangan karena dia sendiri juga enggak rela kalau istrinya dilihat dengan sebegitunya oleh laki-laki asing.
9 Tidak membandingkan istri dengan wanita lain termasuk dengan mantannya karena tidak ada gunanya
10 Mendukung istrinya melakukan hal-hal yang produktif
Suami yang baik tidak akan mendukung istrinya bergosip, tapi dia akan sangat mendukung ketika sang istri melakukan hal-hal positif misalnya mengikuti kelas online, mengajar online, berdagang barang-barang yang banyak manfaatnya, menulis sesuatu yang positif kemudian diterbitkan, atau yang serupa.
Muslimah,sebenarnya masih ada banyaakk sikap-sikap suami yang jika dia memilikinya patut kita syukuri. Kalau masalah seiman, sholat 5 waktu, puasa, & yang serupa itu sudah pasti. Kita sudah bisa menalarnya sendiri.
Muslimah, jika kita sudah memiliki suami dengan sikap-sikap seperti di atas, bersyukurlah. Dan, salah satu bentuk syukur tsb adalah dengan tidak terlalu mengekspos kebaikan suami di depan publik, media sosial misalnya, karena bisa membuat penyakit hati bagi yang lain. Cukuplah kita saja yang merasakan. Lebih baik kita perbaiki diri setiap hari sebagai bentuk rasa syukur sudah dititipi Allah suami yang baik. []
SUMBER: UMMI ONLINE