BERTOBAT, MENGUNDANG RAHMAT ALLAH
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدَِيث كتابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Laa Ilaha Illallah, Nastaghfiruka Wanatubu Ilayka Fa-arsil al-Samaa’a ‘Alaina Midraaran..
Hujan menjadi karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang besar atas umat manusia, segala yang hidup diciptakan dari tetesan air, bahkan kebersihan fisik juga diperoleh dengan turunnya air hujan. Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
“Kami telah menjadikan dari air, segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al-Anbiya’: 30).
Allah juga berfirman:
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
“Dialah Allah yang mengirimkan angin sebelum rahmat-Nya, dan Kami menurunkan dari langit, air yang membersihkan”. (QS. Al-Furqan: 48).
Air hujan juga menjadi bukti ketergantungan umat manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka senantiasa butuh kepada-Nya. Fakir kepada kasih sayang dan segala pemberian-Nya. Manusia setinggi apapun, tidak akan pernah bisa hidup tanpa karunia dari Allah. Keangkuhan dan sifat takabur umat manusia bahkan hanya akan mengundang murka Allah kepada mereka, sehingga berbagai bentuk cobaan diturunkan oleh Allah atas mereka.
Cobaan-cobaan ini ditimpakan atas umat manusia, agar mereka sadar akan kesalahan dan sifat kesombongan yang telah dilakukan.
Kekufuran dan kemaksiatan yang telah diperbuat.
Kemusyrikan, berupa percaya kepada jimat atau benda keramat, perdukunan dan ramalan-ramalan nasib, astrologi dan ilmu perbintangan.
Kekufuran, berupa penistaan terhadap agama Islam, dan mengubah-ubah hukum Allah.
Atau sifat kemunafikan, yaitu kesetiaan kepada kaum kafir sehingga melecehkan kaum muslimin.
Atau kesesatan, seperti pemikiran liberal dengan menyamakan semua agama, dan tidak mengafirkan kaum kuffar.
Atau menuduh para sahabat Nabi sebagai kaum kafir, dan murtad.
Atau kaum kolot dan tidak paham agama.
Demikian halnya dengan perbuatan maksiat, seperti praktik ilmu sihir, transaksi riba, perzinahan, korupsi, ingkar janji, dan lain sebagainya. Semua ini, dapat menjadi sebab sehingga Allah menurunkan cobaan-Nya, agar menjadi peringatan bagi umat manusia. Allah berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Segala musibah yang menimpa kalian, disebabkan oleh hasil tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kalian”. (QS. Asy-Syura: 30).
Laa Ilaha Illallah, Nastaghfiruka Wanatubu Ilayka Fa’arsil al-Samaa’a ‘Alaina Midraaran..
Kaum muslimin dan muslimat yang disayangi oleh Allah.
Keluhan telah banyak terdengar, tentang kondisi musim kemarau yang panjang, dan musim hujan yang belum juga datang, sehingga mengakibatkan kepada kekeringan dan kerusakan yang merata di segenap wilayah bangsa. Bencana kabut asap, kebakaran hutan, gagal panen, air tanah yang telah habis, air gunung, dan sungai yang semakin berkurang, sehingga mengurangi pasokan energi listrik, telah menjadi kondisi yang dirasakan oleh mayoritas rakyat di segenap negeri kita ini.
Kondisi ini semoga dapat menyadarkan segenap anak bangsa, rakyat biasa atau pemerintah, kaum pinggiran atau kalangan pejabat, umat yang terlupa atau kaum pesohor, bahwa bumi ini adalah milik Allah, tiada kuasa bagi manusia untuk menghindar dari nikmat yang diangkat oleh-Nya. Maka upaya tobat adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan nikmat tersebut. Bertobat dengan segenap kesadaran dan keikhlasan, kembali kepada aturan dan syariat Allah, meninggalkan perilaku yang dimurkai oleh Allah. Bertobat kepada Allah, menjadi penghapus atas segala kesalahan, dan juga pembuka pintu rahmat Allah. Allah berfirman:
وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku mohon ampunlah kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, maka janganlah kamu berpaling dengan perbuatan dosa”. (QS. Hud: 52).
Istighfar dan bertobat, sikap kaum mukmin terhadap kondisi yang tidak menyenangkan bagi dirinya atau bagi orang lain.
Laa Ilaha Illallah, Nastaghfiruka Wanatubu Ilayka Fa’arsil al-Samaa’a ‘Alaina Midraaran..
Kaum muslimin dan muslimat yang diberkati Allah.
Pada hari ini, kita berkumpul bersatu, membawa perasaan dan beban yang sama, dalam ketundukan dan kekhusyukan hanya kepada Allah. Bersama menunaikan shalat, patuh dan merendahkan diri di hadapan Allah Rabbul Izzah, membumbungkan harapan setinggi-tingginya kepada Allah Rabbul Alamin, agar berkenan menurunkan hujan yang deras atas segenap wilayah negeri.
Pakaian bersahaja yang dipakai, shalat yang telah ditunaikan, kedua belah tangan yang terangkat, lantunan zikir mengandung pujian yang dilafazhkan, doa terbaik yang dipanjatkan, kesemua ini semoga dapat membuka pintu langit, untuk sampai kepada Allah pemilik segala sesuatu, Sang Raja Diraja, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Mengetahui. Segala upaya ini, hendaknya dibarengi dengan kekuatan hati dan prasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kekuatan hati menjadikan lafazh doa lebih tegas berisi permintaan, sedangkan prasangka baik menjadi syarat agar doa dikabulkan oleh Allah. Tiada yang menghalangi seorang manusia untuk berprasangka baik kepada Tuhannya, kecuali jiwa yang kotor. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki segala-galanya? Ia Mahakuasa atas makhluk ciptaan-Nya. Ia juga Zat Yang Mahabaik dan Maha Pemurah, maka tiada alasan untuk berprasangka buruk kepada-Nya.
Laa Ilaha Illallah, Nastaghfiruka Wanatubu Ilayka Fa’arsil al-Samaa’a ‘Alaina Midraaran..
Hadirin dan hadirat yang disayangi Allah
Mari memanjatkan doa kepada Allah,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ، اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ، مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ، أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ، ولا تجعلنا من القانطين وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيًّا مَرِيعًا غَدَقًا طَبَقًا عَاجِلاً غَيْرَ رَائِثٍ نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ
اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْىِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ
اللهم أغثنا اللهم أغثنا اللهم أغثنا
اللهم إنا عبيدك بنو عبيدك بني إمائك نواصينا بيدك ماض فينا حكمك عدل فينا قضاؤك نسألك اللهم أن تنزل علينا الغيث لتحيي به بلادنا الميتة وأن تسقينا مما خلقت أنعاماً وأناسي كثيراً
اللهم أنت ربنا لا إله إلا أنت خلقتنا ونحن عبادك ونحن على عهدك ووعدك ما استطعنا نعوذ بك من شر ما صنعنا نبوؤ لك بنعمتك علينا ونبوؤ لك بذنوبنا فارحمنا وأنزل علينا الغيث واغفر لنا فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
Ya Allah Yang Maha Melihat, Engkau telah melihat kondisi kami pada saat ini, musim kemarau yang panjang telah mengakibatkan kekeringan di negeri kami. Engkau Maha Mengetahui perasaan kami sekarang ini yang butuh kepada ampunan-Mu, bergantung kepada belas kasih-Mu, turunkanlah curahan rahmat-Mu atas kami, siramlah negeri kami dengan hujan-Mu yang deras, basahilah tanah kami agar kembali subur, dan menumbuhkan tanam-tanaman.
Ya Allah, Penguasa Langit dan Bumi, tiada kuasa bagi kami untuk menolak ketetapan-Mu, tiada kemampuan bagi kami untuk mengangkat cobaan dari-Mu, kami memohon dengan segenap jiwa, kasihilah kami, sayangilah kami, jauhkan kami dari musibah dan azab-Mu, janganlah Engkau menghukum kami atas kesalahan-kesalahan kami, ampuni kami, saudara saudari kami, serta segenap orang yang bersalah kepada-Mu dan hendak bertobat kembali ke jalan-Mu. Bimbinglah mereka yang dikuasai oleh nafsu jahat, berilah petunjuk kepada mereka yang diliputi oleh keserakahan.
Ya Allah, Tuhan segala makhluk, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu, Engkau Mahakuasa untuk mengubah kekeringan menjadi kesuburan, kelaparan menjadi kekenyangan, kemiskinan menjadi kesejahteraan. Ya Allah, ubahlah kondisi kami pada saat ini menjadi lebih baik bagi kami sekarang dan masa nanti. Gantilah nestapa kami menjadi bahagia atas karunia dan rahmat-Mu. Berikanlah kami pakaian untuk menutup aib dan kesalahan kami. Tunjukilah kami kepada jalan yang lebih terang, agar kami dapat meninggalkan sikap angkuh dan ketakaburan.
Ya Allah, perbaikilah keadaan kami di negeri ini. Kuasakan atas kami pemimpin yang Engkau sayangi dan menyayangi kami, pemimpin yang menjadikan agama-Mu sebagai pondasi, dan menjadikan hukum-hukum-Mu sebagai pedoman. Ya Allah, jauhkanlah kami dari pemimpin yang zhalim, dan tidak mengasihi kami. Engkau Maha Mendengar segala doa dan permintaan kami ini.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك ونتوب إليك
وصلى الله وسلم على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Oleh: Ustadz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A.
Sumber: Wahdah Islamiyyah