OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 26 Oktober 2019

Jangan Jadikan Pancasila Sebagai Jimat

Jangan Jadikan Pancasila Sebagai Jimat




10Berita - Ideologi Pancasila saat ini dinilai telah diabaikan oleh masyarakat. Mereka hanya menganggap Pancasila sebagai sebuah jimat untuk menjaga keutuhan bangsa tanpa mengimpelementasikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini diungkapkan, Mantan Asisten Operasi Panglima TNI Supiadin Aries Saputra. Menurutnya, kemerosotan nilai Pancasila di kalangan masyarakat merupakan dampak dari reformasi yang telah membubarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

“Ya ini kan memang dampak reformasi, begitu reformasi dicabutlah P4 secara resmi padahal kan P4 itu kan metoda. Dia alat untuk menyosaliasikan Pancasila, nah seharusnya pada waktu ketika P4 dibubarkan sebagai metoda harus dibentuk metoda baru,” ungkap Supiadin kepada Kantor Berita Politik RMOL di acara Menangkal Radikalisme Menjaga Indonesia, Penang Bistro, Jakarta Pusat, Jumat (25/10).

Supiadin menyayangkan pemerintah telah menghapus P4, padahal dsri sana terdapat metode untuk mengamalkan Pancasila. Meski sudah dibubarkan, kata Supiadin, melalui pemerintahan Joko Widodo P4 dibangkitkan kembali dengan wajah bernama Badan Pembinaan Idelogi Pancasila (BPIP).

Namun, adanya BPIP tidak menjawab menurunnya Pancasila di kalangan masyarakat.

“Sekarang ada BPIP nah apakah BPIP sudah sampai aparatnya kepada daerah ternyata kan masih di pusat nah ini tanggung jawab secara umum BPIP nih,” ucapnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dari mulai lingkungan rumah hingga ranah Walikota untuk tak henti bersosialisasi maupun mengimplementasikan Pancasila.

“Jadi oleh karena itu ideologi Pancasila itu harus terus melalui kepala daerah. Gubernur harus setiap hari bicara Pancasila kepada masyarakatnya. Tapi jangan lupa kesejahteraan jangan ditinggalkan. Kesejahteraan di kedepankan juga ini jangan ditinggalkan,” ucapnya.

“Saya tadi bilang keamanan dan kesejahteraan itu selalu berjalan seiringan, dia tidak pernah saling mendahului, begitu ada yang saling mendahului dan meninggalkannya di situ mulai meninggalkan bencana,” tutupnya.(rmol)