OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 05 Oktober 2019

Kritik Asbun Anggaran Antivirus Rp 12 M, PSI Kena Skakmat!

Kritik Asbun Anggaran Antivirus Rp 12 M, PSI Kena Skakmat!



10Berita,Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana mengkritik anggaran DKI dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

William heran dengan anggaran belasan miliar yang diusulkan. PSI, kata dia, akan meminta penjelasan soal anggaran Rp 12 miliar itu dalam rapat komisi.

"Antivirus itu waktu itu kita sewa Rp 200 juta-an. Sebenarnya dari 2016-2018 kita sewa, cuma Rp 100-200 (juta). Sekarang mau membeli sekitar Rp 12 miliar. Nanti pas rapat komisi kita perjelas Rp 12 miliar apa saja? Kenapa harus beli daripada sewa. Harus dipertanggungjawabkan sih. Karena kan kita mau menyelamatkan uang rakyat yang selama ini dianggap pemborosan," ucap William.

Link: https://news.detik.com/berita/d-4732459/selain-tgupp-psi-juga-kritik-anggaran-antivirus-pemprov-dki-rp-12-m

***

Kritik asbun PSI ini kena skakmat.

Anggota DPRD DKI fraksi PSI, William Aditya bilang anggaran Rp 12,9 miliar utk Penyediaan Lisensi Perangkat Lunak dan Antivirus di unit pengelola teknologi informasi Dinas Dukcapil. William ngotot Pemprov DKI beli anti virus seharga 12,9m sebelumnya sewa hanya 200 juta.

Tentu sdh diperdebatkan kenapa dari sewa lalu sekarang jadi beli. Plus minus pasti sudah dipertimbangkan antara sewa dgn beli. Tdk mungkin pemprov DKI seenaknya saja memutuskan ini tanpa kajian yg cukup.

Namun demikian, faktanya dia kagak sebutkan detil dari anggaran tsb, hanya ngemeng antivirus doangan. Ya typical PSI, asal ngomyang, serang tanpa mikir. Kebiasaan yg buruk dan busuk..

Faktanya, anggaran 12,917m itu ada 3 sektor:

1. Antivirus Symantec Endpoint senilai total  Rp384 juta

2. Pembelian lisensi Microsoft Office Pro 2016 seharga 3,9 juta per lisensi. Ada 1000 komputer yag akan dipasangi program ini dengan nilai total Rp3,9 miliar.

3. Pembelian lisensi Oracle Database Enterprise yg masih ujicoba. Sistem itu digunakan utk sistem Akses Langsung Pelayanan Dokumen Cepat dan Akurat (Alpukat Betawi) senilai Rp.797jt perunit (core). Server ada 16 core, tapi karena diskon cukup bayar 9 core dgn total Rp.7,894 m

Kemudian juga faktanya, gak ada 12.000 komputer di pemprov yg membutuhkan antivirus dengan nilai mencapai Rp12 m. Dia meracau.

Malu-maluin aja anggota dewan gak bisa baca anggaran dgn akurat dan langsung menyebarkan pernyataan publik yg salah tanpa berpikir/mencerna terlebih dahulu. Jelas-jelas ini adalah tupoksi mereka. Usia muda bukan alasan utk jadi bego sih.

Apa yg bisa diharap dari anggota dewan yg lebih semangat menyerang (tanpa mikir) sehingga mengabaikan akurasi informasi dan malah menyesatkan media dan masyarakat? Kedunguan jangan diklaim sendiri, bagi-bagilah sesama kader PSI. Demikian.

***

Demikian disampaikan @Reiza_Patters di lini masa twitter membalas kritis asbun aleg PSI.