Nasdem Beri Sinyal Jadi Oposisi, Kian Jelas Saat Viktor Laiskodat Tak Muncul di Istana Presiden
10Berita, JAKARTA- Partai NasDem memberikan sinyal siap menjadi oposisi pada pemerintahan kali ini.
Padahal, Partai NasDem diketahui merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Sinyal tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai NasDemSurya Paloh usai menghadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Menurut dia, bila semua partai politik mendukung pemerintah, Partai NasDem siap menjadi oposisi.
"Kalau tidak ada yang oposisi, NasDem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019).
Hari ini, Jokowi memanggil sejumlah kandidat calon menteri ke Istana Kepresidenan.
Hingga pukul 16.30 sudah ada sebelas orang yang menyambangi Istana.
Mereka yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu, Bos Gojek Indonesia Nadiem Makarim, dan Bos NET TV Wishnutama.
Selanjutnya, pengusaha Erick Thohir, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, mantan Mensesneg Pratikno, relawan Jokowi-Ma'ruf Fadjroel Rachman dan peneliti Populi Center Nico Harjanto Terakhir yang datang yakni Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo.
Seperti diketahui, Partai Gerindra merupakan rival partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf saat pilpres lalu.
Surya sebelumnya menyatakan, bila seluruh partai menjadi koalisi pemerintahan, dikhawatirkan sistem check and balance akan hilang.
Padahal, sistem tersebut diperlukan di dalam negara demokrasi seperti yang dianut Indonesia.
"Kalau begitu check and balance tidak ada, tidak ada lagi yang beroposisi berarti demokrasi sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi negara otoriter, atau bermonarki," ujarnya.
Viktor Laiskodat Tak Muncul di Istana Presiden, NasDem: Kakak Viktor Tetap Pimpin NTT
Ketua DPP NasDem Willy Aditia mengatakan bahwa Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat mundur dari bursa Calon Menteri Jokowi-Ma'ruf.
Viktor mundur karena desakan dari masyarakat NTT yang menginginkannya tetap menjadi Gubernur.
"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Viktor tetap memimpin NTT," ujar Willy saat dihubungi, Senin, (21/10/2019).
Menurut Willy, Viktor memang diminta oleh presiden untuk mengisi komposisi kabinet.
Namun Viktor menyampaikan bahwa masyarakat NTT menginginkannya tetap menjadi gubernur.
Akhirnya presiden mengizinkan Viktor mundur dari bursa calon menteri.
"Iya begitu, karena massif permintaan untuk beliau terus memimpin NTT," katanya.
Willy mengaku belum tahu pengganti Viktor Laiskodat untuk bursa menteri Jokowi dan NasDem.
Yang pasti menurutnya pengganti Viktor akan dipanggil Presiden dalam waktu dekat.
"Kita tunggu saja siapa yang akan dipanggil presiden bentar lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat telah memohon izin kepada seluruh rakyat NTT jika diberi amanah sebagai menteri pada kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'aruf Amin periode 2019-2024.
"Saya mohon izin jangan sampai ditugaskan Presiden untuk tetap bertugas di Jakarta. Jangan sampai besok saya ke Jakarta dan dapat tugas yang lebih besar. Saya tidak lari dari tanggung jawab, tapi kalau diperintah saya siap. Dan, kalau disuruh pilih mau tetap gubernur atau menteri pasti saya pilih gubernur, tapi kalau diperintah oleh presiden saya siap melaksanakan tugas negara demi kepentingan yang lebih besar NKRI, " kata Gubernur Viktor Laiskodat saat memberikan petuah pada syukuran rakyat atas pelantikan Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai DPR RI di Gedung Golkar NTT, Jalan Frans Seda, Kamis (17/10/2019) malam.
Sebelumnya, informasi yang berkembang, Viktor Bungtilu Laiskodat akan menduduki kursi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Sumber: Tribunbali
10Berita, JAKARTA- Partai NasDem memberikan sinyal siap menjadi oposisi pada pemerintahan kali ini.
Padahal, Partai NasDem diketahui merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Sinyal tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai NasDemSurya Paloh usai menghadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Menurut dia, bila semua partai politik mendukung pemerintah, Partai NasDem siap menjadi oposisi.
"Kalau tidak ada yang oposisi, NasDem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019).
Hari ini, Jokowi memanggil sejumlah kandidat calon menteri ke Istana Kepresidenan.
Hingga pukul 16.30 sudah ada sebelas orang yang menyambangi Istana.
Mereka yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu, Bos Gojek Indonesia Nadiem Makarim, dan Bos NET TV Wishnutama.
Selanjutnya, pengusaha Erick Thohir, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, mantan Mensesneg Pratikno, relawan Jokowi-Ma'ruf Fadjroel Rachman dan peneliti Populi Center Nico Harjanto Terakhir yang datang yakni Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo.
Seperti diketahui, Partai Gerindra merupakan rival partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf saat pilpres lalu.
Surya sebelumnya menyatakan, bila seluruh partai menjadi koalisi pemerintahan, dikhawatirkan sistem check and balance akan hilang.
Padahal, sistem tersebut diperlukan di dalam negara demokrasi seperti yang dianut Indonesia.
"Kalau begitu check and balance tidak ada, tidak ada lagi yang beroposisi berarti demokrasi sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi negara otoriter, atau bermonarki," ujarnya.
Viktor Laiskodat Tak Muncul di Istana Presiden, NasDem: Kakak Viktor Tetap Pimpin NTT
Ketua DPP NasDem Willy Aditia mengatakan bahwa Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat mundur dari bursa Calon Menteri Jokowi-Ma'ruf.
Viktor mundur karena desakan dari masyarakat NTT yang menginginkannya tetap menjadi Gubernur.
"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Viktor tetap memimpin NTT," ujar Willy saat dihubungi, Senin, (21/10/2019).
Menurut Willy, Viktor memang diminta oleh presiden untuk mengisi komposisi kabinet.
Namun Viktor menyampaikan bahwa masyarakat NTT menginginkannya tetap menjadi gubernur.
Akhirnya presiden mengizinkan Viktor mundur dari bursa calon menteri.
"Iya begitu, karena massif permintaan untuk beliau terus memimpin NTT," katanya.
Willy mengaku belum tahu pengganti Viktor Laiskodat untuk bursa menteri Jokowi dan NasDem.
Yang pasti menurutnya pengganti Viktor akan dipanggil Presiden dalam waktu dekat.
"Kita tunggu saja siapa yang akan dipanggil presiden bentar lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat telah memohon izin kepada seluruh rakyat NTT jika diberi amanah sebagai menteri pada kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'aruf Amin periode 2019-2024.
"Saya mohon izin jangan sampai ditugaskan Presiden untuk tetap bertugas di Jakarta. Jangan sampai besok saya ke Jakarta dan dapat tugas yang lebih besar. Saya tidak lari dari tanggung jawab, tapi kalau diperintah saya siap. Dan, kalau disuruh pilih mau tetap gubernur atau menteri pasti saya pilih gubernur, tapi kalau diperintah oleh presiden saya siap melaksanakan tugas negara demi kepentingan yang lebih besar NKRI, " kata Gubernur Viktor Laiskodat saat memberikan petuah pada syukuran rakyat atas pelantikan Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai DPR RI di Gedung Golkar NTT, Jalan Frans Seda, Kamis (17/10/2019) malam.
Sebelumnya, informasi yang berkembang, Viktor Bungtilu Laiskodat akan menduduki kursi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Sumber: Tribunbali