Tabligh Akbar UAS di Kudus Dibatalkan, Ada Tekanan Ormas Intoleran?
[PORTAL-ISLAM.ID] Ustadz Abdul Somad (UAS) rencananya akan mengisi Tablig Akbar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa (8/10/2019) malam. Namun rencana itu kini dibatalkan.
Dalam poster yang beredar sebelumnya, Tabligh Akbar rencananya akan digelar di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Al Achsaniyyah Jalan Mayor Kusmanto, Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus.
Namun belakangan, terdapat surat pemberitahuan pembatalan dari Yayasan Al-Achsaniyyah.
Di dalam surat bernomor 09/TABLIG.ACH/10/2019 itu terdapat tanda tangan Yulianto sebagai ketua panitia, Ainun Nafisah sebagai sekretaris, dan Moh Faiq Afthoni sebagai pimpinan yayasan.
“Dengan ini kami memberitahukan kepada semua pihak bahwa pelaksanaan Tabligh Akbar Bersama Ustadz Abdul Somad Lc Hari Selasa, 8 Oktober 2019 telah resmi dibatalkan untuk kebaikan bersama dari berbagai pihak,” tulis surat itu.
Saat dihubungi, Moh Faiq membenarkan jika tabligh akbar yang akan dihadiri oleh UAS dibatalkan.
Adapun rencana kedatangan UAS ke Ponpes Al-Achsaniyyah tetap terlaksana.
“Untuk tabligh akbar ditiadakan. Hanya kunjungan (UAS) saja,” kata Faiq, Senin (7/10/2019).
Saat ditanya apakah ada intimidasi sehingga pihaknya memilih untuk membatalkan Tabligh Akbar, Faiq mengaku tidak ada intimidasi.
“Tidak ada (intimidasi). Demi kemaslahatan bersama (tabligh ditiadakan). Tujuan utama (UAS) ke pondok karena kepedulian anak-anak khusus dan peletakkan batu pertama pembangunan gedung baru,” kata dia.
Sementara itu untuk administrasi perizinan dalam penyelenggaraan acara, kata Faiq, semuanya sudah beres.
Sementara itu, Kapolsek Bae Iptu Ngatmin mengatakan, pihaknya telah merekomendasikan terkait perizinan ke Polres Kudus. Namun untuk alasan pembatalan, katanya, dia tidak tahu pasti.
“Info terakhir (tabligh) dibatalkan banyak penolakan dari ormas-ormas,” katanya, seperti dilansir Tribunnews.
***
Padahal kalau dengan pemeluk agama lain bahkan sampai ngasih tumpeng ke gereja.
Tapi sama saudara se-aqidah?
Ormas radikal yg intoleran mengaku pancasilais