Wamen Harusnya dari Eselon I, Bukan Dari Parpol, Apalagi Relawan…
Jokowi sebelumnya memperkenalkan 12 wamen di Istana Merdeka (25/10). Dari 12 nama Wamen, kapasitas sejumlah Wamen dipertanyakan banyak pihak.
Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya memberikan catatan terkait Wamen pilihan Jokowi ini. “Kalo mau jadi penguasa birokrasi, gak usah capek-capek niti karier sampe Dirjen, masuk partai aja, atau kalo kebetulan anda anak konglo, kesempatan itu mungkin terbuka… #negeridongeng,” tulis Yunarto di akun Twitter @yunartowijaya.
Secara tidak langsung Yunarto menyoal posisi Ketum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, Wahyu Sakti Trenggono dan Angelia Tanoesudibyo.
“Ini merenungnya pasti panjang pas ditawarin…,” tulis @yunartowijaya mengomentari tulisan bertajuk “Wahyu Sakti Trenggono Jadi Wakil Menteri Pertahanan, Siap Bantu Prabowo.”
Di sisi lain, Yunarto mengapresiasi sejumlah nama di posisi Wamen. “Terlepas nama lainnya, saya mengapresiasi masuknya Mahendra Siregar, Suahasil Nazara, Kartiko, Budi Sadikin, Surya Tjandra dan Archandra Tahar yang memang punya kompetensi dan jejak karier luar biasa di bidang tersebut…,” tulis @yunartowijaya.
Pengamat politik Umar Syadat Hasibuan juga mengomentari Wamen pilihan Jokowi tersebut. Umar Hasibuan menyatakan, semestinya Wamen dijabat pejabat esselon 1 di Kementerian, bukan dari parpol apalagi dari timses Jokowi.
“Mustinya Wamen itu esselon 1 di kementrian dia ditempatkan bukan dari parpol apalagi dari timses. Kasihan menterinya karena wamen biasanya merasa dialah mentrinya,” tulis Umar di akun @GusUmarChelsea.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu membalas cuitan @GusUmarChelsea. “Yang mengubah aturan tersebut adalah Pak SBY, yang awalnya Wamen adalah jabatan karier berubah menjadi jabatan politis sehingga menjadi seperti sekarang ini,” tulis Said Didu di akun @msaid_didu.(kl/itoday)
Sumber: Eramuslim