OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 November 2019

Kontroversi Fachrul Razi: Dari Cadar Hingga Celana Cingkrang

Kontroversi Fachrul Razi: Dari Cadar Hingga Celana Cingkrang




10Berita, Jakarta - Baru sepuluh hari menjabat Menteri Agama, Jenderal TNI (Purnawirawan) Fachrul Razi sudah memproduksi sejumlah kontroversi.
Setelah dilantik dia menyatakan bahwa dirinya bukan Menteri Agama Islam tapi untuk semua agama. Selanjutnya disusul dengan pernyataan-pernyataan tak biasa sebagai seorang Menteri Agama RI.
Penunjukan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama pun menuai protes sebab dia berlatarbelakang militer. Sedangkan menteri-menteri sebelumnya adalah ulama Nahdlatul Ulama meski diusung oleh partai politik.
Berikut empat pernyataan kontroversial Fachrul Razi sejak dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2019:
1. PNS Bercadar
Sejumlah pemberitaan mengutip pernyataan Fachrul Razi di Hotel Best Western, Jakarta, pada Rabu 30 Oktober 2019, tentang penggunaan cadar di lingkungan instansi pemerintahan dan ancaman keamanan.
Ancaman keamanan yang dia maksud adalah seperti kasus penusukan Menkopolhukam Wiranto di Banten beberapa waktu lalu. Salah seorang penusuk Wiranto mengenakan jilbab panjang serba hitam dan bercadar.
Fachrul Razi mengatakan tak ada dasar aturan agama dalam penggunaan cadar. Apalagi aturan di pemerintahan.
“Kalau instansi pemerintah kan memang sudah jelas ada aturannya, kalau kamu PNS memang boleh pakai tutup muka?” ujar Fachrul.


Kalangan NU langsung bereaksi.
Wakil Ketua Komisi II DPR Yaqut Cholil Qoumas meminta pemerintah tidak sibuk mengurusi aturan seragam di pemerintahan, termasuk cadar atau celana cingkrang. Politikus PKB ini meminta pemerintah serius mengurus masalah radikalisme saja.
Menurut Ketua Umum GP Ansor tersebut, cara berpakaian adalah bagian dari budaya yang sah dan tidak perlu diatur oleh negara.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Helmy Faishal Zaini bahkan menilai ide Fachrul Razi ingin mencegah penyebaran ustad provokatif dengan mengadakan penataran Pancasila perlu dikaji ulang. Ia menilai langkah itu terlalu menyederhanakan masalah.
Fachrul Razi justru membantah melarang penggunaan cadar bagi aparatur sipil negara (ASN) wanita di kantor. Yang benar adalah dia menyampaikan jika di dalam agama Islam tidak ada dalil baik yang menguatkan maupun melarang memakai cadar.
"Saya enggak berhak, dong. Menteri agama, paling-paling merekomendasi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 31 Oktober 2019.
2. Celana Cingkrang
Fachrul juga mengatakan penggunaan celana cingkrang oleh ASN tidak sesuai aturan. Dia mengingatkan ASN mengikuti semua aturan, termasuk cara berpakaian. Meski tak dipersoalkan dari segi agama, Fachrul Razi menyebut celana cingkrang melanggar aturan berpakaian ASN.

“Tapi dari aturan pegawai (celana cingkrang) bisa (dilarang),” kata  Fachrul di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jalan Medan Merdeka Barat, pada Kamis, 31 Oktober 2019.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 mewajibkan ASN pria mengenakan celana panjang yang menutupi mata kaki. Sedangkan ujung celana cingkrang di atas mata kaki.
3. Doa Berbahasa Indonesia
Fachrul Razi juga pernah mengimbau para imam masjid menyelipkan pesan-pesan anti Islam radikal dalam setiap doa bersama. Fachrul menyebut ajaran radikal sebagai Islam sesat.
Dia meminta doa itu disampaikan dalam Bahasa Indonesia agar bisa dimengerti banyak umat Islam. Tapi, ia tak mempermasalahkan jika doa lainnya disampaikan dalam Bahasa Arab.
"Misalnya gini, ya Allah ya Tuhan kami, jauhkan kami ya Allah dari upaya-upaya untuk mengadu domba sesama kami, mengadu domba bangsa ini, untuk membawa Islam menjadi Islam yang sesat, dan lain-lain sebagainya itu, dalam Bahasa Indonesia," kata Fachrul Eazi dalam Lokakarya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid di Hotel Best Western, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Menurut dia, para imam punya peran penting untuk menjaga masjid dari kelompok-kelompok yang hendak menjadikannya sebagai tempat menyebarkan ajaran kekerasan berbasis agama. Padahal, masjid harus jadi pusat persatuan umat.
“Dalam berdoa gunakan juga bahasa Indonesia agar umat dan masyarakat mengerti, karena tidak semua umat, warga bangsa ini mengerti Bahasa Arab.”
4. Tinggalkan Penceramah yang Membodohi
Fachrul Razi menyebut di masjid-masjid terdapat penceramah yang tidak memberi pencerahan lewat dakwah. Dia menilai menganggap ada ustad yang justru membodohi para pendengar ceramah.
Menurut dia, para penceramah itu menggunakan dalil-dalil agama untuk menyebarkan ajaran-ajaran kekerasan dan intoleransi beragama.
Dia ingin masyarakat tak sungkan meninggalkan pendakwah seperti itu. "Kami ingin juga (penceramah yang) mencerdaskan umat. Jadi sering saya katakan kadang-kadang kalau umat dibikin bodoh. Enggak suka, tinggalin. Saya kadang-kadang suka marah," ucap Fachrul Razi.

Sumber:TEMPO.CO