Pernah Sedikit Bermaksiat, Imam Al-Syafi’i Kehilangan Hafalan 1 Kitab
10Berita Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i adalah imam besar yang menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kedalaman ilmunya diakui dunia. Mazhab Syafi’iyyah yang didirikannya tersebar luas di berbagai penjuru dunia. Murid-muridnya menjadi imam besar di berbagai cabang pengetahuan dan di berbagai belahan dunia.
Kisah kebesaran Imam Al-Syafi’i ini tak bisa lepas dari sosoknya yang sangat istimewa. Dikisahkan, pada suatu hari Imam Al-Syafi’i sedang jalan-jalan di pasar. Lelaki yang hafal Al-Qur’an sejak usia 8 tahun itu terlihat begitu santai.
Wanita-wanita penduduk kota itu terus berlalu lalang di sekitar perjalanan Imam Al-Syafi’i. Tapi tiba-tiba Imam Al-Syafi’i meluruskan pandangannya dan menatap ke arah depan, dilihatnya pakaian salah satu wanita di depannya tersingkap karena hembusan angin sehingga terlihat betis wanita itu oleh Imam Al-Syafi’i.
Melihat Imam Al-Syafi’i itu, maka wanita itu berusaha membenahi kembali pakaiannya. Menyadari kejadian itu tanpa sengaja disaksikan oleh Imam Al-Syafi’i yang kebetulan berada di belakangnya, rona wajah wanita itu tampak memerah diliputi rasa malu dan rasa bersalah.
Imam Syafi’i pun tertegun. Dari bibirnya tiada lepas kalimat istighfar diucapkan. Imam Syafi’i kemudian melanjutkan perjalanannya, ia mempercepat langakhnya, sambil terus melafalkan kalimah istighfar.
Langkahnya semakin cepat. Terburu-buru. Sampai akhirnya Imam Syafi’i terus berjalan menuju masjid. Seseorang yang melihat keanehan dalam diri beliau bertanya kenapa beliau tergesa-gesa ke masjid.
“Saya khawatir karena kemaksiatan yang saya lakukan, banyak hafalan saya akan hilang.” kata Imam Al-Syafi’i.
Setelah kejadian itu, hafalan 1 kitab terlupakan oleh beliau. Hanya gara-gara melihat betis seorang wanita dan itu juga tidak disengaja.
“Jika mata dilihatkan kepada maksiat, maka hilanglah cahaya, hilanglah ingatan.” kata Imam Al-Syafi’i dalam suatu kesempatan.
Itulah sosok Imam Al-Syafi’i. Seorang imam besar yang sangat berhati-hati dalam menjaga diri dari kemaksiatan. Bagi beliau, kemaksiatan adalah sumber hilangnya pengetahuan. Semakin jauh dari kemaksiatan, maka pengetahuan akan semakin melekat dalam hati dan pikiran beliau.
Sudah sepatutnya umat Islam belajar dari sosok Imam Al-Syafi’i, sehingga selain mendapatkan luasnya ilmu pengetahuan juga meraih keberkahan yang tiada habisnya sepanjang masa. (Mukhlisin/Bangkitmedia.com)
(Sumber: bangkitmedia.com)
10Berita Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i adalah imam besar yang menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kedalaman ilmunya diakui dunia. Mazhab Syafi’iyyah yang didirikannya tersebar luas di berbagai penjuru dunia. Murid-muridnya menjadi imam besar di berbagai cabang pengetahuan dan di berbagai belahan dunia.
Kisah kebesaran Imam Al-Syafi’i ini tak bisa lepas dari sosoknya yang sangat istimewa. Dikisahkan, pada suatu hari Imam Al-Syafi’i sedang jalan-jalan di pasar. Lelaki yang hafal Al-Qur’an sejak usia 8 tahun itu terlihat begitu santai.
Wanita-wanita penduduk kota itu terus berlalu lalang di sekitar perjalanan Imam Al-Syafi’i. Tapi tiba-tiba Imam Al-Syafi’i meluruskan pandangannya dan menatap ke arah depan, dilihatnya pakaian salah satu wanita di depannya tersingkap karena hembusan angin sehingga terlihat betis wanita itu oleh Imam Al-Syafi’i.
Melihat Imam Al-Syafi’i itu, maka wanita itu berusaha membenahi kembali pakaiannya. Menyadari kejadian itu tanpa sengaja disaksikan oleh Imam Al-Syafi’i yang kebetulan berada di belakangnya, rona wajah wanita itu tampak memerah diliputi rasa malu dan rasa bersalah.
Imam Syafi’i pun tertegun. Dari bibirnya tiada lepas kalimat istighfar diucapkan. Imam Syafi’i kemudian melanjutkan perjalanannya, ia mempercepat langakhnya, sambil terus melafalkan kalimah istighfar.
Langkahnya semakin cepat. Terburu-buru. Sampai akhirnya Imam Syafi’i terus berjalan menuju masjid. Seseorang yang melihat keanehan dalam diri beliau bertanya kenapa beliau tergesa-gesa ke masjid.
“Saya khawatir karena kemaksiatan yang saya lakukan, banyak hafalan saya akan hilang.” kata Imam Al-Syafi’i.
Setelah kejadian itu, hafalan 1 kitab terlupakan oleh beliau. Hanya gara-gara melihat betis seorang wanita dan itu juga tidak disengaja.
“Jika mata dilihatkan kepada maksiat, maka hilanglah cahaya, hilanglah ingatan.” kata Imam Al-Syafi’i dalam suatu kesempatan.
Itulah sosok Imam Al-Syafi’i. Seorang imam besar yang sangat berhati-hati dalam menjaga diri dari kemaksiatan. Bagi beliau, kemaksiatan adalah sumber hilangnya pengetahuan. Semakin jauh dari kemaksiatan, maka pengetahuan akan semakin melekat dalam hati dan pikiran beliau.
Sudah sepatutnya umat Islam belajar dari sosok Imam Al-Syafi’i, sehingga selain mendapatkan luasnya ilmu pengetahuan juga meraih keberkahan yang tiada habisnya sepanjang masa. (Mukhlisin/Bangkitmedia.com)
(Sumber: bangkitmedia.com)