OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 November 2019

Sentimen Politik Ade Armando

Sentimen Politik Ade Armando

.



 Oleh Himawan Sutanto (Aktivis 1980)

10Berita - Meme gambar Anies Baswedan yang di samakan dengan Joker dan diunggah oleh dosen UI yang bergelar Doktor komunikasi Ade Armando menjadi viral. Sehingga muncul kesan langkah itu sebagai bentuk perlawanan Ade kepada Anies yang konon belum “move on” karena kekalahan Ahok dalam pilgub tahun 2017.

Ironi memang, seorang doktor dengan kualifikasi seperti buzzer bayaran. Ternyata kasus ini dilaporkan oleh Fahira Idris anggota DPD DKI Jakarta ke Bareskrim Polri. Walaupun saya sendiri pesimis dengan lanjutan pelaporan tersebut ditindak lanjuti. Apalagi Ade Armando adalah pendukung fanatik Jokowi. Sementara dalam tulisan DR. Syahganda mempertanyakan apakah Ade Armando adalah dosen yang gila? Perang di sosmed menjadi hal yang tidak terhindarkan, hingga #tangkapadearmando menjadi trending topik.

Sentimen sebagai alat komunikasi

Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi  dengan bahasa, baik verbal dan non verbal. Komunikasi yang baik harus bersifat artikulatif dan persuasif. Sehingga apa yang dibuat Ade Armando adalah sah dan wajar.

Melihat persoalan di atas, apakah kita sedang bicara komunikasi atau sentimen politik? Atau apakan ada sentimen politik di tengah bahasa komunikasi Ade Armando? Pertanyaan itu selalu muncul karena Ade Armando adalah pendukung Ahok dan pendukung Jokowi. Jadi sangatlah wajar jika nitizen mempertanyakan tentang posisi Ade Armando dalam memilih sikap politiknya (–walaupun saya tidak tahu apakah dia PNS apa tidak–).

Ade Armando adalah seorang doktor, dosen dan pernah menjadi salah satu komisioner di KPI pusat. Di mana dia pasti tahu apa yang dilakukan memiliki persoalan moral atau etis terhadap pejabat negara. Saya membandingkan jika seorang rakyat melakukan hal yang sama terhadap Jokowi? Saya tidak tahu dan tidak bisa menerka-nerka. Sebab aturan main pasti sudah terpasang di dalam konstitusi. Tapi sekali lagi penegakan hukum selalu saja masih diskriminatif.

Bahasa komunikasi verbal dan non verbal yang diunggah Ade Armando menjadi sangat jorok dan melakukan tindakan keji terhadap pejabat publik. Saya sulit membayangkan jika hukum sudah tidak jalan dan rakyat melakukan hukum rimba, seperti kata adiknya Imam Nachrowi ketika kakaknya dijadikan tersangka korupsi oleh KPK.

Manipulator Pancasila

Sebagai dosen apa dampaknya kepada murid-muridnya? Seperti pepatah bilang “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Bagaimana masa depan bangsa ini, jika memiliki dosen seperti Ade Armando yang tidak memiliki moral dan tidak mampu memberikan ide atau gagasan terhadap berbangsa dan bernegara?

Saya yakin Ade Armando ketika mengupload gambar itu penuh suasana tawa dengan sentimen politik yang tinggi, karena ada kata jahat di dalamnya. Sehingga bahasa komunikasinya gampang dibaca dan ditelaah secara gamblang. Bagaimana nasib muridnya ke depan jika diajar oleh seorang dosen yang memiliki perangai yang buruk dan jahat terhadap pejabat publik, yang kebetulan beda pilihan politiknya?

Kita harus semakin was-was terhadap para manipulator Pancasila yang selalu berpikiran sempit dengan mengatakan anti radikalisme dan celana cingkrang tanpa harus mampu menjelaskan secara baik kepada rakyat. Terus bagaimana seorang dosen seperti Ade Armando melakukan sosialisasi tentang “Persatuan Indonesia” jika dia sendiri bagian dari masalah?

Ade Armando adalah contoh manipulator Pancasila yang nyata dan profesinya sangat membahayakan dunia pendidikan kita. Kita harus sangat berhati-hati terhadap para manipulator Pancasila yang mulai marak dewasa ini.

Saya jadi ingat seorang Kyai sufi yang selalu mengatakan “Doakan orang tua, anak dan gurumu setiap kamu berdo’a agar selalu menjadi orang baik, begitu juga guru selalu mendoakan muridnya dan orang tuanya”. Semoga dari doa yabg dilakukan semua pihak, InSya Allah bangsa ini menjadi lebih baik dan tidak anti kritik.


Depok, 3 November 2019 (*)


Sumber: KONTENISLAM.COM