OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 14 November 2019

Tiga Periode, Gak Salah?

Tiga Periode, Gak Salah?



10Berita,SETELAH Hendropriyono pernah mengusulkan kepada Ketua DPR Bambang Soesatyo agar masa jabatan Presiden itu 8 tahun kini ada usulan pengamat intelijen Suhendra Hadikuntono bahwa Pasal 7 UUD 1945 hendaknya diamandemen agar masa jabatan Presiden dapat tiga periode. Diakui ini untuk keperluan Jokowi menuntaskan programnya termasuk persoalan pindah ibukota Negara.

 Usulan seperti ini dinilai mengada ada, tidak rasional  dan sangat subyektif. Apa prestasi Jokowi untuk bisa menjabat tiga, empat atau lima periode. Satu periode saja sudah gonjang ganjing negeri ini. Belum lagi isu kecurangan Pilpres yang lalu masih membekas. Andai Prabowo tidak kibarkan bendera putih tanda "kalah" mungkin persoalan menjadi lain. Jokowi akan tetap disorot dalam kaitan hasil Pilpres.

Soal perubahan dan perpanjangan masa jabatan Presiden untuk Jokowi ini kita bisa menengok peristiwa mundurnya Presiden Bolivia Evo Morales. Ia menjabat empat periode dengan mendobrak aturan hukum yang ada. Mahkamah Konstitusi Bolivia berhasil "diatur" untuk mengubah pasal Konstitusi melepas "pembatasan masa jabatan". Hasilnya pemilu Pilpres curang dan curang lagi. Morales akhirnya tak berkutik didemonstrasi oleh rakyatnya sendiri dan terpaksa mengundurkan diri. Untung masih diberi suaka oleh negara Meksiko. Tragis.

Tiga periode Jokowi dikhawatirkan akan bergerak program "Islamophobia". Isu radikalisme yang tak jelas dapat  membantai konsistensi beragama. Toleransi menjadi campur aduk dan sekularisasi akan masif dikendalikan oleh kaum  pendompleng anti Islam.

Tiga periode bisa menambah jumlah pekerja Cina lebih spektakuler yang datang ke Indonesia. Menambah pula jumlah pengangguran pribumi. Bonus demografi dengan "disguised unemployment" meningkat. Kartu pra kerja mesti dicetak berlipat ganda.

Tiga periode hutang luar negeri semakin bejibun dan menenggelamkan. Penjajahan modern bukan dengan militer tetapi dengan hutang. Bukan saja kita tak bisa mengangkat muka tetapi juga harus menyerahkan semua harta negara tanah, air, hutan, atau tambang. Untuk bayar bunga terpaksa pajak rakyat dinaikkan. Begitu juga dengan bensin, listrik dan bea-bea lain.

Tiga periode rakyat semakin habis lahan pertanian, buah buahan busuk, padi tak laku, dan home industri berantakan karena diterjang badai impor. Mengerikan, jika ternyata yang mampu diekspor cuma TKW.

Janganlah tambah tambah tiga periode. Nanti minta empat periode lagi. Lalu ujungnya "negara adalah aku". Repotnya jika si aku adalah pedagang, maka khawatir dijual semua apakah aset BUMN, jalan tol, bangunan negara, atau lahan lahan strategis.

Selamatkan Negara dari kerakusan  kekuasaan. Mereka hendak mengacak acak Konstitusi.

M Rizal Fadillah
Pemerhati politik, tinggal di Bandung(rmol)

Sumber: rmol

Related Posts:

  • PLONGA-PLONGO KOYO KEBO PLONGA-PLONGO KOYO KEBO "PLONGA-PLONGO KOYO KEBO" 10Berita,Manusia  bisa menjadi makhluk yang mulia. Ia mampu berpikir. Ia bisa merenung. Ia pintar belajar. Ia dapat berbuat baik. Ia mampu untuk bertindak k… Read More
  • Kenapa Kalian Sibuk Mau Jumpa Prabowo? Kenapa Kalian Sibuk Mau Jumpa Prabowo?  *Penulis: Asyari Usman (Wartawan Senior)10Berita,  Hari-hari ini sibuk sekali Kubu 01 mau mempertemukan Jokowi dengan Prabowo. Entah mengapa mereka di Kubu 01 harus k… Read More
  • Tragedi Krakatau Steel Tragedi Krakatau Steel 10Berita Gonjang ganjing kebangkrutan salah satu Industri Strategis kita PT Krakatau Steel memprihatinkan. Ini bukan semata disebabkah lemahnya manajemen internal perusahaan akan tetapi karena P… Read More
  • Rekonsiliasi Para Oligarki Rekonsiliasi Para Oligarki Rekonsiliasi Para Oligarki Oleh: Hersubeno AriefRencana pertemuan Jokowi-Prabowo, apakah rekonsiliasi, silaturahmi, rujuk nasional, atau boleh sebut apa saja namanya, semakin menegaskan kep… Read More
  • Meikarta, Jababeka dan Kedaulatan Bangsa Meikarta, Jababeka dan Kedaulatan Bangsa Oleh: M Rizal Fadillah* 10Berita, Meikarta CEO Lippo James Riady dan Jababeka Presdir Djuandi Darmono. Dua pengusaha keturunan yang kini mencuat. James Riady "ditekan"… Read More