OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 26 Desember 2019

Babeh Haikal Semprot Antek-antek Pembela Rezim Komunis China

Babeh Haikal Semprot Antek-antek Pembela Rezim Komunis China



Oleh: Haikal Hassan Baras

1. Ajakan membela kaum tertindas Uyghur, serta mengutuk kekejaman China dibalas dg tagar #RakyatMelawanIntoleran. Kelihatan dengan jelas banget ya pelecehan terhadap intelektual. Karena yang justru intoleran adalah perilaku yang menyiksa karena berbeda suku, ras, agama. Sejak tahun 1217 sudah terjadi.

2. Era saat ini benar-benar kita diuji menghadapi kaum yang berpendidikan tinggi tetapi tak mampu menggunakan akal sehatnya. Andai mau berfikir sedikiiiiit saja, menghilangkan kebencian, menghargai perbedaan, menghindari intoleran, maka disanalah akan ada otak yamg enak diajak diskusi.

3. Kata-kata intoleran sering ditempelkan ke simpatisan, pengurus, alumni 212. Ini kan cacat otak. Justru kalian yg mencibir, menghina, memaki adalah kaum intoleran yg tdk bisa menerima bahwa kita berbeda. Ya, kami adalah kaum yg tidak suka agama apapun dinista oleh siapapun.

4. Agama apapun di Indonesia yg bhinneka tunggal ika ini, harus dihormati. Termasuk pemuka agama apapun. Ya ustadz, kyai, habib, pendeta, pastur, biksu, pedanda, wen shi harus dihormati. Kami sangat menghormati mereka. Inikah intoleran? Sementara kalian terus menghina?

5. Kalau ada yg tak rela China menindas Uyghur, atau Philiphina menindas Moro, atau Myanmar menindas Rohingya, Israel menindas Palestina, itu karena menghargai nilai kemanusiaan. Hanya kok pas banget semua korban adalah beragama Islam. Terus karena ini kalian katakan intoleran?

6. (Masih ada waktu) sudahilah memaki, mencela, menghina, menyudutkan lalu melabelkan dg kata2 intoleran. Selain terlalu bodoh, juga memalukan diri sendiri. Pagi ini saya blok 34 orang karena keterlaluan. Sudah menghina habib, mencela yg bela tertindas, lalu pasang tagar rakyat melawan intoleran.

7. Justru karena bagi umat Islam, toleransi itu sudah mendarah daging. Keadaan aman. Sejak tahun 623 M, saat seluruh Romawi wajib kristen, saat seluruh Persia wajib majusi, saat seluruh Yerusalem wajib yahudi, nabi Muhammad mengatakan semua bebas menganut agama apapun di wilayah Islam.

(Twitter @haikal_hassan 25/12/2019)