OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 29 Januari 2020

Cerita WNI di China Pulang ke Aceh Begitu Sholat Jumat Ditiadakan

Cerita WNI di China Pulang ke Aceh Begitu Sholat Jumat Ditiadakan


10Berita - Satu dari delapan mahasiswa Aceh dijadwalkan kembali dari China. Salah satu dari delapan mahasiswa tersebut, Muhammad Sahuddin, telah tiba di Tanah Air dalam kondisi selamat. Hasil pemeriksaan petugas, suhu tubuhnya dalam kondisi stabil dan terhindar dari wabah virus corona. 
Sahuddin tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh, sekitar pukul 11.15 WIB, Selasa (28/1). Mengenakan jaket kulit dan penutup mulut, Sahuddin yang didampingi beberapa petugas langsung dibawa ke ruangan pemeriksaan kesehatan yang berada di lantai dua bandara. 

Pantauan kumparan, pemeriksaan tidak berlangsung lama. Karena, sebelumnya Sahuddin juga telah menjalani pemeriksaan serupa saat transit di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pemeriksaan itu, dirinya dipastikan dalam kondisi sehat dan steril dari virus corona. 

Sahuddin merupakan mahasiswa yang tengah mengambil gelar doktor (s3) Ilmu Pendidikan Luar Biasa di Nanjing Normal University, Provinsi Jiangsu, China. Kota ini berjarak sekitar 600 km dari Wuhan, kota awal penyebaran virus corona. 

Sahuddin sudah berada di Nanjing selama tiga tahun. Warga Sigli, Pidie, ini kembali ke Aceh dengan biaya sendiri. 

Meski dirinya telah kembali dalam keadaan selamat, Sahuddin tidak mampu membendung kesedihan. Lantaran 12 temannya masih bertahan di Wuhan dan belum bisa kembali ke kampung halaman. 

“Sedih karena teman seperjuangan, 12 orang masih di Wuhan mereka belum boleh pulang. Dan itu memang sulit, bukan tidak mampu, tapi tidak ada kapasitas untuk melakukan hal itu,” kata Sahuddin. 

Tidak Ada Salat Jumat di Masjid

Sahuddin menceritakan, kepanikan dirinya hingga berniat langsung kembali ke Indonesia, berawal saat ia datang ke masjid untuk salat Jumat. Pada saat itu kondisi masjid dalam keadaan tertutup dan tidak melayani jemaah sehingga tidak ada pelaksanaan ibadah salat Jumat ketika itu.  

“Kondisi itu awalnya yang membuat saya panik. Sehingga langsung berpikir dan mencari solusi sendiri. Karena pemerintah di Nanjing  telah mengeluarkan instruksi dan berbagai macam aturan untuk warganya. Saya berpikir untuk membeli tiket, keyakinan saya minimal sampai di Malaysia dan keluar dari China,” urainya. 

Setelah berhasil kembali, setiba di Malaysia, petugas setempat mengecek suhu badan dan riwayat perjalannya apakah pernah berkunjung ke Wuhan. Namun, Sahuddin dalam kondisi aman karena dirinya tidak ada riwayat pernah melancong ke sana. 

Kondisi terkini di Nanjing, kata Sahuddin, saat pertama ia memesan tiket sebanyak tiga orang dikabarkan sudah terjangkit virus corona. Kemudian setelah dia keluar dari sana, jumlah warga yang terjangkit bertambah hingga 18 orang. 

“Hari ini data informasi yang saya akses sudah masuk sekitar 70-an. Progresnya dari awal tidak ada yang menurun tapi terus naik,” katanya. 

Sahuddin berharap 12 temannya di Wuhan bisa segera dievakuasi karena batin mereka tertekan, resah, dan takut. 
Sahuddin juga meminta masyarakat tidak perlu cemas atau menjaga jarak dengan dia. Sebab kondisi tubuhnya dipastikan steril dari virus corona dan sehat. 

Tidak Terjangkit Corona

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif, menyebutkan hasil pemeriksaan Sahuddin dalam keadaan sehat walafiat dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda terjangkit virus corona. 

“Akan tetapi tetap kita waspadai karena dia pulang dari daerah yang terjangkit. Dalam prosedur apabila seseorang begitu diperiksa tidak ada tanda-tanda sakit, itu hanya masuk dalam daftar orang yang diawasi, artinya bukan dirawat,” katanya yang ikut menjemput kepulangan Sahuddin di bandara. 

“Setelah kita periksa tidak ada kelainan yang dideritanya sehingga dibolehkan untuk pulang dalam pengawasan. Artinya selama 28 hari ini tetap diawasi terus dan dikomunikasikan sehingga jika ada tanda kurang sehat, seperti demam, segera dilaporkan,” tambahnya.(*)