OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 01 Januari 2020

MUI Prihatin Masih Ada Umat Islam Rayakan Natal

MUI Prihatin Masih Ada Umat Islam Rayakan Natal

10Berita Jakarta – Majelis Ulama Indonesia prihatin atas pelibatan masyarakat beragama Islam dalam kegiatan ibadah Natal atau dalam rangkaian acara ibadah Natal di gereja.
“Juga penggunaan simboI-simbol Islam dalam perayaan agama Iain seperti jilbab dan sholawat, serta pertunjukan simbol budaya Islam Indonesia seperti sorban, gamis, marawis, dan rebana, sebagaimana terdapat dalam video yang viral,” ujar Wasekjen MUI, Najamuddin Ramly di Jakarta, Selasa (31/12/2019).
MUI menilai hal itu bukan merupakan perwujudan toleransi antar umat beragama. Karenanya, MUI menghimbau hendaknya tetap ada garis batas yang tegas antara menjaga hubungan baik antar warga negara dengan kegiatan ibadah agama masing-masing pemeluk agama.
“Keduanya hendaknya tidak disatukan dalam kegiatan ibadah agama atau masih dalam rangkaian kegiatan ibadah agama tersebut, karena hal itu dapat mengarah pada pencampur-adukan dua ajaran agama (sinkretisme) yang merusak aqidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama,” lanjutnya.
Atas dasar itu, MUI menghimbau umat Islam Indonesia untuk menahan diri dan tidak menghadiri acara ibadah agama lain. Demikian pula kiranya umat Islam tidak melaksanakan kegiatan seni dan budaya yang menjadi ciri khas ajaran Islam Indonesia seperti shalawat, marawis, rebana dan lain sebagainya di dalam acara ibadah atau dalam rangkaian acara ibadah agama lain.
“Di sisi lain, MUI menghimbau kiranya lembaga agama lain atau rumah ibadah agama lain tidak mengundang kaum muslimin untuk menghadiri kegiatan ibadah atau dalam rangkaian kegiatan ibadah, demikian pula sebaliknya,” ujarnya.
“Marilah kita semua menunjukkan toleransi, kerukunan antar umat beragama, persatuan dan kesatuan bangsa dalam bentuk melakukan gotong rotong di lingkungan dan bersama-sama menjaga ketertiban, keamanan, dan kedamaian di lingkungannya,” lanjutnya.
Di tingkat yang lebih luas, lanjut Najamuddin, umat beragama diharap menunjukkan bentuk kerja sama menjaga stabilitas, patuh dan taat kepada hukum dan ketentuan. Serta bahu membahu berpartisipasi dalam pembangunan.
“Dan bersama-sama mengawal jalannya pemerintahan, bekerja sama mencegah berkembangnya kejahatan-kejahatan yang merusak masyarakat luas seperti narkoba,” pungkasnya.
Sumber: kiblat