OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 01 Februari 2020

China Didukung Dunia Hadapi Virus Corona, Amerika Serikat Kirim Ahli & Afrika Sebut Tak Perlu Panik

China Didukung Dunia Hadapi Virus Corona, Amerika Serikat Kirim Ahli & Afrika Sebut Tak Perlu Panik



SCMP merekam situasi Kota Wuhan pada Selasa (28/1/2020). Video tersebut diambil dari udara.

10Berita- Hingga kini virus corona masih menjadi perbincangan hangat di dunia.

Virus yang belum diketahui penyebabnya itu telah menjangkit di sejumlah negara.

Data dari NHC China, hingga Jumat (31/1/2020) coronavirus sudah ditemukan sebanyak 9.818 kasus.

Dari temuan tersebut, 213 di antaranya telah meninggal dunia.

Baru-baru ini berbagai komunitas internasional telah menyuarakan pendapatnya.

Diketahui, virus tersebut diduga ditemukan di sebuah pasar seafood Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah.

Komunitas internasional pun mendukung pemerintah China untuk memerangi wabah coronavirus.

Beberapa negara mengaku menghargai upaya yang dilakukan China.

Bahkan banyak pula negara yang memberikan bantuan kepada China.

Berikut Tribunnews.com rangkum dari China Daily, pengakuan sejumlah negara yang mendukung China perangi virus corona :

1. Amerika Serikat

Penasihat ekonomi utama Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan Amerika Serikat akan mengirim sekelompok ahli.

Ahli itu berasal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.


Mereka dikirim ke China untuk bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah China.

"Kami senang melakukannya. Ini bagian dari keterlibatan kami dengan China."

"Kami ingin membantu dengan cara apa pun yang kami bisa," kata Kudlow pada Rabu (29/1/2020) waktu setempat.

2. Uni Eropa

Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic mengatakan Uni Eropa bisa mengirim tim medis darurat ke China.

Dalam konferensi pers pada hari Rabu (29/1/2020) waktu setempat, Ia juga mengatakan bisa menyediakan peralatan pelindung.

Sementara pada Selasa (28/1/2020), mekanisme perlindungan sipil Uni Eropa diaktifkan.

Hal itu setelah permintaan bantuan dari Perancis untuk memberikan dukungan kepada warga Uni Eropa di Wuhan, Provinsi Hubei.

"Jika bantuan diminta oleh China, melalui Mekanisme Perlindungan Sipil, kami dapat memfasilitasi penempatan Tim Medis Darurat atau menyediakan stok peralatan pelindung pribadi," kata Lenarcic.

3. Kamboja

Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen meminta orang-orang dari negara Asia Tenggara untuk tetap tenang dalam menangani wabah.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato yang disiarkan NICE TV pada Kamis (30/1/2020).

Hun Sen mengaku bersahabat dengan China, untuk itu negaranya tidak akan menangguhkan penerbangan dari China.

"Kamboja akan berdiri dengan orang-orang China dalam memerangi penularan," katanya.

4. Australia

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pemerintah Australia dengan tegas mendukung pemerintah China dan orang-orang dalam memerangi virus corona baru.

Ia menyampaikan dalam percakapan telepon dengan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi pada Rabu (29/1/2020) waktu setempat.

Ia juga menghargai pertukaran informasi yang tepat waktu dari China dan komunikasi internasional yang aktif, terbuka dan transparan.

Australia siap berkoordinasi dengan China untuk memberikan bantuan yang diperlukan dalam memerangi virus.

5. Singapura

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan juga menyatakan dukungan tegas atas upaya China mengendalikan wabah tersebut.

Dia mengatakan China telah memperoleh pengalaman secara nyata dalam meningkatkan kemampuannya menangani epidemi.

Singapura memiliki keyakinan penuh bahwa China akan memenangkan pertempuran melawan wabah.

6. Afrika Selatan

Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize meyakinkan publik bahwa negara tersebut cukup siap untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang cepat dari virus coronavirus.

Hal itu ia sampaikan dalam briefing di Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Johannesburg pada Rabu (29/1/2020) waktu setempat.

Ia juga menuturkan Afrika Selatan tidak memiliki laporan atau dugaan kasus hingga saat ini.

Dia mengatakan Afrika Selatan telah bekerja sama dengan komunitas internasional khususnya dengan pejabat China melalui WHO.

Menurutnya ada kesepakatan luas secara internasional agar tidak ada alasan untuk panik.

Mkhize juga mengatakan soal keamanan dan kesehatan warga Afrika Selatan yang tinggal di China, khususnya yang di provinsi Wuhan atau Hubei.

Lanjut Mkhize, China telah meyakinkan mereka tidak ada bukti yang mendukung perlunya mengevakuasi warga negara asing yang tinggal di Wuhan.

"Semua orang yang masuk atau meninggalkan Wuhan dikenai karantina 14 hari untuk memastikan mereka tidak mengalami gejala."

"Warga negara asing yang membutuhkan bantuan medis untuk alasan apa pun akan diprioritaskan," katanya.

Sumber: tribun news