Erdogan: “Ka’bah Bisa Saja Diserang Jika Pemimpin Muslim Diam”
Erdogan kembali menegaskan sikap negaranya yang menantang keras kesepakatan yang diumumkan di Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Selasa (28/1). Sebuah pengumuman yang turut dihadiri duta besar tiga negara Arab.
“Kami tidak akan pernah mengakui atau menerima kesepakatan itu karena bertujuan mencaplok tanah Palestina yang diduduki,” kata Erdogan pada pertemuan partai yang ia pimpin di Ankara, Jumat (31/1).
Melansir Middle East Monitor, Ahad (2/1), Erdogan juga menyebut meninggalkan nasib Yerusalem dan Palestina sepenuhnya pada ‘cakar berdarah’ Israel akan menjadi kejahatan terbesar seluruh umat manusia.
Erdogan menegaskan, negaranya tidak memiliki masalah dengan orang-orang Yahudi. Tapi, Turki menentang kebijakan penindasan Israel yang bertujuan merebut hak-hak Palestina.
Erdogan menyoroti pentingnya Yerusalem dan monumen sakral di kota itu bagi Muslim dan Kristen. Ia pun mendesak semua orang bersuara menentang kesepakatan yang dirancang Trump.
“Jika kita tidak dapat melindungi Masjid Al-Aqsha, kita tidak akan dapat mencegah ketika Ka’bah dijadikan target di masa depan,” kata Erdogan.
Alasan itulah yang membuat negaranya terus berupaya mempertahankan Yerusalem. Erdogan juga menyebut masalah Palestina dan Yerusalem adalah masalah bagi semua Muslim. Dia pun mempertanyakan pihak-pihak yang masih memilih diam.
Sumber: Eramuslim