OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 26 Februari 2020

GARA-GARA ANIES

GARA-GARA ANIES


10Berita - Pemerintah Amerika Serikat baru saja mencabut status Negara Berkembang dari Indonesia.

 Konsekuensinya apa?

 Dengan dicabutnya status negara berkembang dari Indonesia, maka segala fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah AS terhadap Indonesia sebagai negara berkembang, seperti insentif bea masuk impor, pinjaman lunak, dan lain-lain, otomatis dicabut.

 Imbasnya apa?

 Yang paling memukul Indonesia adalah dihapusnya insentif bea masuk impor AS, yang selama ini hanya 5%, kini menjadi 20%, setara dengan bea masuk negara-negara maju lain. Otomatis, harga-harga komoditas dari Indonesia naik dengan kisaran 15% hingga 20%, yang menjadikan daya saing produk-produk Indonesia melemah. Padahal selama ini AS menjadi tulang punggung ekspor Indonesia.

 Dan karena AS adalah dedengkot WTO, maka WTO pun pasti juga akan ikut mencabut status negara berkembang dari Indonesia. Berbagai fasilitas yang dinikmati Indonesia pun juga akan dicabut oleh negara-negara anggota WTO lain.

 Neraca pedagangan Indonesia pun terancam. Rupiah langsung melemah. IHSG amblas. Menkeu kalang kabut. Jangan heran jika udara dan api mungkin akan dikenai cukai demi menutup defisit.

 Lalu, apa pertimbangan AS dalam mencabut status Negara Berkembang dari Indonesia?

 Biasanya, PDB perkapita yang jadi pertimbangan.

 Apakah PDB perkapita Indonesia layak disejajarkan dengan negara-maju maju?

 PDB perkapita terakhir Indonesia adalah USD4.175, atau setara Rp59 juta pertahun. Masih jauh di bawah standar minimal yang diterapkan oleh IMF untuk disebut Negara Maju.

 Bandingkan dengan Singapura yang sudah lama melepas status Negara Berkembang. PDB negara tetangga kita ini tahun 2018 adalah USD65.233, atau setara Rp906 juta pertahun.

 Timpang sekali. Tidak mungkin PDB yang jadi pertimbangan.

 Lalu apa?

 Selain faktor politik akibat semakin mesranya Indonesia dan RRC, kemungkinan lain karena Trump melihat wajah DKI sekarang yang semakin cantik dan maju. Kenapa DKI? Ya karena DKI adalah ibukota Indonesia, wajah Indonesia. 😁

Kalau benar DKI yang jadi pertimbangan, wah, kurang ajar sekali Anies ini, bikin repot menteri-menteri perekonomian pusat saja.

 Jika melihat kondisi DKI sekarang, negara mana yang masih mau menganggap Indonesia sebagai negara berkembang? 😁

DKI masih banjir? New York saja sering banjir kok.

(By Wendra Setiawan)




Sumber: konten islam

Related Posts:

  • Sebelum Islam, Begini Letak Geografis Jazirah Arab Sebelum Islam, Begini Letak Geografis Jazirah Arab 10Berita, SEBELUM kedatangan Rasulullah SAW sebagai pelita kehidupan, letak geografis Jazirah Arab tidaklah seperti sekarang ini. Jika kita ketahui kali ini Jazirah Arab sem… Read More
  • Fadli Zon: Pemerintah Jangan Akal-Akalan Supaya Reklamasi Tetap JalanFadli Zon: Pemerintah Jangan Akal-Akalan Supaya Reklamasi Tetap Jalan 10Berita – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengingatkan kebijakan yang dilakukan Anies menyegel bagunan di pulau reklamasi sudah tepat. Ia… Read More
  • Kebesaran Allah pada Planet BumiKebesaran Allah pada Planet Bumi Bumi Foto: Nasa 10Berita, Bumi diciptakan Allah dalam keadaan yang sangat sesuai dengan kehidupan manusia. REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pernahkan anda berpikir bahwa setiap sesuatu dicip… Read More
  • Sumber dari Segala Dosa, Ini DiaSumber dari Segala Dosa, Ini Dia 10Berita, BANYAK di antara kita yang belum mengetahui atau belum menyadari sumber dari segala dosa adalah sifat-sifat yang akrab dengan kita sehari-hari. Tanpa kita sadari, selama ini sifat-s… Read More
  • Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal Ilustrasi Puasa Foto: Tahta Aidilla/Republika Lebih utama membayar hutang puasa (qadha') dulu sebelum menjalankan puasa syawal. 10Berita , JAKARTA -- Setelah sebelumnya melakuka… Read More