"Istana Ngotot Bela Kepala BPIP, Apa Nunggu Umat Beragama Demo Berjilid-Jilid?"
10Betita - Tanggapan Prof. Suteki, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) atas pembelaan Istana terhadap Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang menyatakan 'Agama musuh terbesar Pancasila'.
Seperti diketahui, pada tahun lalu, Prof. Suteki dicopot dari 3 jabatannya sebagai Ketua Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Hukum, Ketua Senat Fakultas Hukum dan Anggota Senat Akademik Universitas Diponegoro Semarang, buntut atas pernyataan dirinya.
Berikut tulisan Prof. Suteki di akun fbnya (Jumat, 14/2/2020):
"Pak Moeldoko, saya itu ya sudah klarifikasi di sidang DKKE UNDIP, sidang DISPLIN dan sidang PTUN bahwa ketika saya menyampaikan bahwa NKRI tidak akan musnah dari Indonesia berganti dengan istilah lain sebagai CANDAAN, bahkan di sidang PTUN Jakarta Timur juga langsung saya katakan kepada majelis hakim bahwa itu hanya canda (Guyon: Jawa) tapi mengapa banyak pejabat yang tersinggung sehingga saya tetap dihukum dengan mencopot 3 jabatan saya di Undip?
Mengapa Yudian Wahyudi yang secara sadar, tidak dalam kondisi gila, stress, atau tertekan mengatakan bahwa MUSUH TERBESAR PANCASILA ADALAH AGAMA lalu dibiarkan bahkan terkesan DIBELA-BELAIN oleh pejabat, punggawa, bahkan pihak istana?
Mengapa Pak Moeldoko juga membelanya? Sudah jelas salah dan patut diduga telah melakukan kejahatan berupa PENODAAN TERHADAP AGAMA. Apakah kurang terang? Apakah harus umat beragama di Indonesia yang merasa ternoda harus melakukan DEMO BERJILID agar Judian Wahyudi diadili?
Apakah itu maunya Pemerintah Pusat? Maka saya sarankan agar secara ksatria Yudian Wahyudi meminta maaf kepada seluruh umat beragama dan polisi segera bertindak untuk memeriksa apakah betul telah ada bukti cukup adanya tindak pidana penodaan agama sebagaimana diatur dalam Pasal 156 dan 156a KUHP. Saya kira itu langkah yang fair dan ksatria dibanding memberikan pembelaan klarifikasi yang justru akan menimbulkan masalah baru.
Tabik...!!!"
Oleh: Prof. Suteki
2,250 people are talking about this
Sumber: Konten islam