OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 22 Maret 2020

MIRIS!! Tak Ada Hazmat, Dokter Indonesia Pakai Plastik Sampah Saat Tangani Pasien Corona

MIRIS!! Tak Ada Hazmat, Dokter Indonesia Pakai Plastik Sampah Saat Tangani Pasien Corona


10Berita - Ini akibat waktu 2 bulan (Januari-awal Maret) dibuang sia-sia pemerintah, cuma buat cengengesan, dagelan, tiktok tari ubur2, merasa hebat, gak mempan iklim tropis, sembuh sendiri, dll..

 Nyawa yang melayang dari pasien dan tenaga medis akibat covid-19 adalah tanggungjawab pemerintah atas kelalaian mereka.. di akhirat akan diminta tanggungjawab!

 Dua bulan seharusnya digunakan Pemerintah untuk persiapan 'perang' menghadapi wabah corona yang berasal dari Wuhan China. Sayang pemerintah cuma dijadikan buat dagelan. Saat ini petugas medis pergi berperang melawan corona dengan alat seadanya... termasuk kantong plastik sampah buat pelindung diri. Miris!!


***

 Dokter-dokter di rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien Covid-19 di Indonesia, sedang sangat membutuhkan alat pelindung diri (APD). Salah satu perlengkapan yang sangat dibutuhkan adalah hazmat suit atau hazardous material suit.

 Pakaian pelindung ini digunakan oleh dokter-dokter yang menangani pasien dengan level biohazard tinggi, seperti pasien Covid-19. Pada banyak rumah sakit, perlengkapan hazmat ini sangat terbatas, bahkan habis.

 Sebuah fakta memilukan, diunggah oleh Mesty Ariotedjo, seorang model yang kini menjadi dokter spesialis anak di akun Instagramnya. Ia mengunggah foto rekan sejawatnya yang menangani pasien Covid-19 menggunakan plastik sampah untuk melindungi diri.

Pertaruhkan Nyawa

 Hal ini lantaran pasokan APD sangat sulit. Mesty pun mengungkap kalau para dokter sebenarnya mempertaruhkannya nyawa mereka sendiri saat menangani pasien tanpa perlindungan yang memadai.

 "Prihatin sekali melihat keadaan nyata di lapangan, rekan sejawat memakai alat tempur yang sangat tidak layak, kantong plastik sampah. Semua sejawat bekerja keras semampunya, bahkan membahayakan diri mereka sendiri. Sampai saat ini telah terdata di hotline @wecare.id laporan dari 54 rumah sakit dan puskesmas yang kekurangan alat pelindung diri. Sudah banyak dari pihak masyarakat yang bergerak sendiri melalui rekening pribadi, @kitabisacom, @wecare.id, dan lainnya," tulis Mesty.

Desak Pemerintah

 Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu juga mendesak pemerintah untuk menjamin kelengkapan keamanan bagi tenaga medis yang berada di garda depan penanganan Covid-19.

 "Terus terang kami juga harus bekerja lebih keras untuk menemukan distributor yang menyediakan APD yang sesuai dan lengkap. Semoga @jokowi dan pemerintahannya juga dapat bergerak cepat untuk merealisasikan janji-janjinya," ujarnya.

 "Jika ingin melibatkan relawan bahkan hingga mahasiswa kedokteran ke medan perang, jangan bahayakan mereka, pastikan kelengkapan alat pelindung diri dan keselamatan mereka. Karena jika tentaranya runtuh di medan, siapa yang akan menolong para pasien? Kami butuh APD segera dan cepat. Keselamatan kami tidak dalam hitungan hari atau minggu, tapi menit bahkan detik," ungkapnya. [dream]




Sumber: KONTENISLAM.COM