Sultan Saifuddin Qutuz - Perang Ain Jalut
10Berita, Ketika serangan pasukan Mongol di Ain Jalut semakin menjadi-jadi, Sultan Saifuddin Qutuz turun sendiri ke medan perang dan membuang helm besinya, sebagai tanda bahwa ini adalah perang mati-matian, sambil meneriaki “Wa Islamah..”.
Sang Sultan bertempur dengan ganasnya, seorang pasukan Mongol menembaknya dengan panah dari belakang, namun tidak mengenainya, malah mengenai kuda beliau. Kudanya pun jatuh, “Mati di jalan Allah, kawan…”, kata beliau pada kudanya. Beliaupun melanjutkan perang tanpa kuda bersama para prajurit.
Seorang prajurit muslim melihat beliau bertempur tanpa kuda, dia mendekati beliau dan menyerahkan kudanya, namun Sultan menolak untuk mengambil kuda itu. Beliau terus bertempur tanpa kuda sampai akhirnya bantuan kuda cadangan datang.
Ketika perang berakhir, seorang Komandan pasukan mengatakan, “Kenapa anda tidak mau mengambil kuda si Fulan, kalau sampai ada musuh yang melihat anda tidak berkuda, dia akan dengan mudah membunuhmu, dan Islam akan kalah karena kematian anda”.
“Kalau aku terbunuh, Insyallah aku akan berjalan ke Surga. Sedangkan Islam, dia adalah milik Allah, Allah akan menjaganya. Demi membela Islam telah banyak yang meninggal, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Khalid bin Walid…..dan Allah telah menggantikan orang lain untuk melanjutkan perjuangan mereka, kalau aku mati, hal yang sama juga akan terjadi”.
Pada tanggal 3 September 1260, Qutuz memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kitbuqa dalam pertempuran yang sangat terkenal yaitu Ain Jalut dimana pasukan Mongol yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya berhasil dihancurkan dengan sangat meyakinkan dan kemudian dipukul mundur dari wilayah Syria juga. Kemenangan ini sangat penting bagi umat Islam pada masa itu. Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar 40 hari setelah Perang 'Ain Jalut. Jasa-jasanya bagi dunia Islam akan terus dikenang. Rahimahullah.
Islam itu milik Allah, Dia akan menjaganya, tugas kita hanya berusaha dan berdoa supaya bisa menjadi bagian dari tentara Allah yang menjaga agama-Nya.
(Saief Alemdar)
Sumber: portal islam