Ini 7 Alasan Indonesia Bikin Sendiri Vaksin Covid 19
Di tengah pandemi Corona atau Covid-19 yang melanda dunia, para ahli berusaha menemukan vaksin penangkal corona. Bahkan WHO, Badan Kesehatan Dunia memberi waktu 18 bulan untuk membuat vaksin antivirus corona untuk mengobati Covid-19. Di Indonesia, Lembaga Eijkman memimpin konsorsium membuatnya. Kenapa harus bikin sendiri? Ternyata ini alasannya,
Lembagai Eijkman dan Lembaga Terkait Memiliki SDM yang memadai.
Dilansir dari laman eijkman.go.id, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman adalah lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Misi dari lembaga ini adalah memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia, dengan fokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Referensi pihak ketiga
Nama lembaga ini diambil dari Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri di cikal-bakal lembaga ini pada awal dasawarsa 1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.
1. Andaikanembaga riset ini memliki SDM memadai, tetap saja butuh progres alias waktu karena pengembangannya masih sangat awal namun setidaknya Indonesia sudah mulai bergerak untuk maju seperti negara lain yang lebih dahulu mulai mengembangkan vaksin tersebut.
2. Punya Falisitas Laboratorium yang Canggih.
3. Punya Pengalaman Membuat Vaksin dan sedang mengembangkan Vaksin yang Lain.
4. Menghemat Anggaran Negara Jadi Tak Beli ke Negara Lain.
5. Agar Lebih Cepat Melindungi dan Mengobatai Warga.
6. Dapat dijual ke Negara Lain ikia Terjadi Pandemik.
7. Vaksin yang dihasilkan Diharapkan Dapat Digunakan Antisipasi Pandemik Lainnya dari Family Corona.
Itulah tujuah alasan pemerintah kenapa akhirnya Indonesia memutuskan untuk memproduksi vaksin antivirus corona sendiri. Semoga tak memakan waktu lama ya..
Sumber: detik.com, eijkman.go.id
Di tengah pandemi Corona atau Covid-19 yang melanda dunia, para ahli berusaha menemukan vaksin penangkal corona. Bahkan WHO, Badan Kesehatan Dunia memberi waktu 18 bulan untuk membuat vaksin antivirus corona untuk mengobati Covid-19. Di Indonesia, Lembaga Eijkman memimpin konsorsium membuatnya. Kenapa harus bikin sendiri? Ternyata ini alasannya,
Lembagai Eijkman dan Lembaga Terkait Memiliki SDM yang memadai.
Dilansir dari laman eijkman.go.id, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman adalah lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Misi dari lembaga ini adalah memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia, dengan fokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Referensi pihak ketiga
Nama lembaga ini diambil dari Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri di cikal-bakal lembaga ini pada awal dasawarsa 1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.
1. Andaikanembaga riset ini memliki SDM memadai, tetap saja butuh progres alias waktu karena pengembangannya masih sangat awal namun setidaknya Indonesia sudah mulai bergerak untuk maju seperti negara lain yang lebih dahulu mulai mengembangkan vaksin tersebut.
2. Punya Falisitas Laboratorium yang Canggih.
3. Punya Pengalaman Membuat Vaksin dan sedang mengembangkan Vaksin yang Lain.
4. Menghemat Anggaran Negara Jadi Tak Beli ke Negara Lain.
5. Agar Lebih Cepat Melindungi dan Mengobatai Warga.
6. Dapat dijual ke Negara Lain ikia Terjadi Pandemik.
7. Vaksin yang dihasilkan Diharapkan Dapat Digunakan Antisipasi Pandemik Lainnya dari Family Corona.
Itulah tujuah alasan pemerintah kenapa akhirnya Indonesia memutuskan untuk memproduksi vaksin antivirus corona sendiri. Semoga tak memakan waktu lama ya..
Sumber: detik.com, eijkman.go.id