OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 09 April 2020

Pemerintah Tegas Melarang Kementerian Menggunakan Aplikasi Zoom

Pemerintah Tegas Melarang Kementerian Menggunakan Aplikasi Zoom


Aplikasi Zoom di Perangkat Laptop. Foto: Sky News

10Berita - PEMERINTAH Taiwan melarang seluruh kementerian dan lembaga pemerintah menggunakan aplikasi konferensi video Zoom untuk rapat online dengan alasan keamanan data.

"Lembaga pemerintah harus menghindari penggunaan layanan rapat online seperti Zoom karena memiliki kelemahan pada sistem keamanan," ujar tulis pemerintah Taiwan seperti dilansir Reuters, Rabu (8/4).

Larangan yang diberlakukan oleh Taiwan ini merupakan pukulan terbaru bagi Zoom Video Communcitins Inc yang aplikasinya langsung melonjak tajam setelah seluruh negara memberlakukan work from home (WFH) untuk memutus rantai virus Corona atau Covid-19.

Jika melihat angka aplikasi itu, jumlah pengguna aplikasi Zoom sudah lebih dari 200 juta pada Maret 2020.

Namun, perusahaan ini harus menghadapi masalah dan kritikan beberapa celah keamanan seperti pembajakan dan adanya tamu tak diundang bisa masuk ke dalam rapat.

Pemerintah Taiwan melalui Kementerian Pendidikan juga melarang sekolah-sekolah menggunakan Zoom untuk keperluan belajar online.

"Saat ini semua layanan internasional menyediakan aplikasi konferensi gratis selama epedemi seperti Google dan Microsoft. Setelah penilaian risiko keamanan layanan ini bisa dipertimbangkan untuk digunakan," katanya.


Kemungkinan Taiwan akan menjadi negara pertama yang secara resmi menyarankan untuk tidak menggunakan Zoom, meskipun beberapa sekolah di Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan Zoom setelah peringatan dari FBI pada bulan lalu.

Bahkan Chief Executive Officer Zoom, Eric Yuan pekan lalu meminta maaf kepada pengguna Zoom. Diaa mengatakan, sejumlah perusahaan dan badan pemerintah telah melakukan ulasan keamanan secara ekstensif sebelum menggunakan platform.

"Kami akan memenuhi harapan privasi dan keamanan komunitas. Kami sedang mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki masalah tersebut," ujar Yuan. (mg9/jpnn)

Sumber: JPNN.com