OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 19 Mei 2020

Kisah Steven, Mualaf yang Kuras Habis Hartanya Rp 14 M Untuk Lawan Corona

Kisah Steven, Mualaf yang Kuras Habis Hartanya Rp 14 M Untuk Lawan Corona


10Berita,Kisah seorang mualaf, Steven Indra Wibowo bisa menjadi inspirasi untuk berbuat kebaikan di masa wabah virus Corona.

Koh Steven, panggilan akrabnya, habis-habisan menjual segala harta bendanya hingga mencapai nilai Rp 13-14 miliar.

Landasan tekadnya hanya satu, harta adalah titipan Allah semata.

Hujan rintik-rintik menemani perbincangan detikcom dengan Koh Steven di sebuah tempat usahanya di Jalan Cisitu Indah, Kota Bandung pada Minggu (18/5/2020) sore.

Sambil mengenakan masker tiga lapis melt-blown hasil produksi mandiri, pria berusia 39 tahun itu bercerita banyak tentang seluk beluk aksi kemanusiaan yang digalangnya sejak Januari lalu.

“Saya bekerja di perusahaan riset di Singapura, klien kami dari UN, WHO dan kawan-kawannya. WWF juga pernah, Unicef juga sering, pokoknya anak kakinya UN, termasuk juga ASEAN. Kemudian teman-teman dari WHO sempat membuat peringatan, akan ada global pandemic dari China yang menjalar ke seluruh dunia,” ujar Koh Steven membuka pembicaraan.

“Januari saya masih umroh, tapi doktor-doktor di Saudi, teman saya, mengatakan, kalau kita (Saudi) begini terus akan terpapar juga, mendengar itu, aku balik ke Indonesia mau bikin masker dulu, ini (masker) bakalan langka, kalau dibilang induknya adalah MERS, berarti penularannya lewat droplet,” kata peraih gelar doktor di salah satu universitas di Arab Saudi itu.

Seketika kembali ke Indonesia, Koh Steven menjual salah satu rumahnya senilai Rp 5,5 M. Rumah itu ia jual cepat, dari harga Rp 7,7 M sesuai NJOP.

Begitu uang diterima, ia pun segera memesan alat produksi dan bahan baku masker dari Jepang.

“Kebetulan ayah saya masih CEO di property agent di Indonesia, sambil produksi masker, saya umroh lagi Februari, dan ternyata di Mekkah sudah ada rencana mengunci akses luar, ini sangat serius, masker yang telah diproduksi sendiri itu, saya timbun dulu, saat itu,” katanya.

Ia melihat ketika awal tahun 2020, pemerintah Indonesia masih belum menanggapi serius perihal COVID-19. Hal itu yang memicunya untuk segera mengambil langkah sedini mungkin, selain masker juga, ia membuat hazmat dan PPE yang mengikuti panduan dari WHO. Ia kembali mengimpor bahan baku dan menambah mesin.


“Saya taruh mesin di beberapa rumah, karena virus ini orang enggak boleh kumpul, makanya kita bagi beberapa titik, hal itu antisipasi andai ada satu keluarga yang terinfeksi, kita akan sediakan bahan makanan dua bulan bagi mereka, mesinnya kita ambil dan sterilisasi hingga kita bisa produksi lagi,” ujar ayah empat anak ini.

Saat gejala virus Corona nampak, Koh Steven bersama Mualaf Center Indonesia kemudian membagi-bagikan ratusan ribu masker medis – non medis 3 ply, surgical gown, faceshield, hazmat dan PPE kepada petugas yang bekerja di garda terdepan penanganan COVID-19, dan juga masyarakat umum.

Misi Kemanusiaan Lintas Agama
Menariknya, peralatan pelindung medis ini juga diberikan kepada pengelola layanan kesehatan yang dikelola oleh yayasan keagamaan tertentu.

“Ini bukan gerakan keagamaan lagi, karena kita muslim diajarkan seperti itu. Inilah Islam yang Rahmatan lil alammin, Islam mengajarkan muslim untuk bekerja sosial dan orang lain bisa mendapatkan manfaatnya, hazmat-hazmat kemarin banyak Keuskupan yang minta, rumah sakit Katolik, sekolah-sekolah Kristen Protestan yang punya rumah sakit mereka minta, bahkan dari yayasan Hindu di Bali mereka minta, mereka punya dua rumah sakit yang besar,” ucapnya

“Enggak masalah, yayasan Budha juga di Indonesia juga mereka minta untuk beberapa rumah sakit mereka tidak masalah. Merka harus melihat inilah Islam, ini yang diajarin dalam Islam, ini yang diajarkan Allah dan rasulnya, ini yang bener rahmat buat semua orang, kita enggak ada tendensius apa-apa,” ucapnya melanjutkan.

Awalnya, Koh Steven enggak diliput oleh media. Namun, hingga suatu ketika seorang wartawan yang kenalannya meyakinkan nya agar apa yang dilakukannya bisa diduplikasi oleh lebih banyak orang.

“Dia meyakinkan saya, katanya kalau hanya ditampilkan di Instagram, orang yang berpotensi mengikuti hanya sebatas yang di IG saja, tapi kalau ini masuk ke media, mungkin jutaan orang bisa sama-sama saling bantu,” katanya.

“Kalian bisa contoh, duplikasi apa yang kita lakukan. Saya tidak butuh pujiannya,” tegasnya.

Sampai hari ini, Koh Steven telah menjual dua rumahnya, tujuh mobil dan tiga motor besar kepunyannya. Semua ia jual dengan harga lebih murah, agar umat bisa lebih cepat terbantu.

Istri dan anak-anaknya pun mendukung langkahnya. “Istri selow, anak-anak juga bantu angkat-angkat,” katanya.

Selain lewat peralatan pelindung medis, ia dan Mualaf Center Indonesia juga membagikan ratusan ribu paket sembako yang disebar di 43 kabupaten/kota di 28 provinsi dari koceknya sendiri.

“Aku Cuma bikin gerakannya, di daerah bisa mengikuti, saya hanya bikin sampel, kalian yang copy paste, alhamdulillah banyak juga yang menambahkan di paket sembakonya,” katanya.

“Kalau hanya memikirkan diri sendiri, akan ada batasnya. Tapi kalau memikirkan kepentingan lebih banyak orang, Insya Allah kita akan bisa melewati ini semua,” tuturnya yang memeluk Islam sejak berusia 19 tahun itu.

Sumber: detik.com