10Berita– Tidak percaya pada China adalah salah satu rahasia di balik kesuksesan penanganan COVID-19 Vietnam. Meskipun ada kerja sama kesehatan masyarakat, para analis mengatakan Partai Komunis Vietnam kurang percaya pada kata-kata rekan-rekan China-nya.
Pada 1 Februari, Vietnam membuat keputusan yang drastis. Semua penerbangan dari China, Hong Kong, dan Makau diperintahkan dibatalkan karena kekhawatiran tentang apa yang kemudian disebut COVID-19.
Tiga hari sebelumnya, keputusan telah dibuat untuk berhenti mengeluarkan visa turis untuk tiga paspor wilayah tersebut. Datang hanya satu hari setelah pemerintah Trump mengumumkan pengetatan pembatasan perjalanan dari China, Vietnam adalah yang pertama yang menghentikan penerbangan sepenuhnya. Vietnam mulai menutup perbatasan 1.300 kilometer dengan mitra dagang terbesarnya itu pada hari yang sama, tulis Bac Pham dan Bennett Murray di The Diplomat.
Meskipun jumlah kasusnya masih hanya dalam satu digit, Vietnam tidak berhenti di situ. Sekolah-sekolah awalnya akan dibuka kembali pada 3 Februari setelah liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu—minggu sekolah baru pertama sejak virus pertama kali terdeteksi di Vietnam pada 23 Januari.
Namun kelas-kelas di seluruh negara dibatalkan, meskipun hanya ada delapan kasus yang didiagnosis pada saat itu di negara dengan 95 juta jiwa.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc menyebut perang melawan COVID-19 sebagai “Serangan Umum Musim Semi tahun 2020,” sebuah rujukan pada nama dorongan terakhir Vietnam Utara terhadap Saigon pada 1975 di akhir Perang Vietnam.