OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 05 Mei 2020

Melemah, Rupiah Kembali Menembus Level Psikologis

Melemah, Rupiah Kembali Menembus Level Psikologis



Ilustrasi Rupiah Melemah

10Berita JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (4/5) sore lunglai dan kembali menembus level psikologis Rp 15.000 per dolar AS. Terpaan sentimen negatif global dan domestik membuat rupiah melemah terhadap dolar AS.
Rupiah ditutup melemah 218 poin atau 1,47 persen menjadi Rp 15.100 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.882 per dolar AS. "Pasar merespon perang kata-kata yang meningkat antara AS dan China mengenai asal virus Corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (4/5).
Para pejabat AS menyalahkan China atas wabah pandemi Covid-19. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan ada sejumlah besar bukti bahwa virus muncul dari laboratorium di kota Wuhan, China tengah.
Pernyataan itu kemudian diikuti ancaman Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan tidak akan memprioritaskan kesepakatan dagang dengan China. Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2020 mengalami kontraksi 4,8 persen. Sementara itu, sekitar 30 juta orang di AS telah mengajukan klaim pengangguran dalam enam minggu terakhir.
Dari domestik, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada April mencapai angka 27,5, jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011.
Indeks dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atas berarti ekspansi. "Data terbaru tersebut menunjukkan kontraksi sektor manufaktur Indonesia yang semakin dalam, akibatnya kinerja rupiah semakin terpuruk," ujar Ibrahim.
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memerangi Covid-19 dinilai menjadi penyebab kontraksi tersebut. Sentimen domestik lainnya yaitu rendahnya laju inflasi April. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada bulan lali terjadi inflasi sebesar 0,08 persen.
Pergerakan inflasi tersebut dinilai tidak biasa dengan pola sebelumnya dimana tahun lalu masuk Ramadan jatuh pada Mei dan inflasi meningkat, namun tahun ini justru melambat. Covid-19 ditengarai sebagai penyebabnya. Permintaan barang yang harusnya meningkat apalagi memasuki bulan puasa dan Idul Fitri, tidak terjadi.
Hal tersebut menjadi salah satu indikasi penurunan daya beli masyarakat akibat banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta penerapan PSBB di beberapa wilayah Indonesia. Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.960 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.960 per dolar AS hingga Rp15.133 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp15.073 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.157 per dolar AS.


sumber : Antara, REPUBLIKA.CO.ID,