PA 212 Sebut Anak Cucu Sengaja Dibina Bangkitkan PKI
10Berita, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin menilai ucapan selamat ulang tahun ke-100 Partai Komunis Indonesia (PKI), merupakan salah satu langkah pengharapan anak-cucu yang menginginkan partai lama itu bangkit lagi.
Dia mengatakan meskipun PKI sudah lama dibubarkan, hingga kini keturunan dari kelompok tersebut masih ada, dan tumbuh besar di Tanah Air, bahkan ada yang duduk di kursi DPR.
Bahkan mereka sudah bisa masuk ke semua lini termasuk DPR. Itu sangat berbahaya, karena keturunan PKI yang aktif bisa memberikan kebijakan.
"Realitas memang ada yang mengharapkan PKI bangkit, karena anak cucu keturunannya masih ada dan dibina," kata Novel Bamukmin saat dihubungi Tagar, Senin, 25 Mei 2020.
Novel mengatakan pemerintah yang berkuasa saat ini memiliki hubungan baik dengan orang-orang yang memiliki paham kiri. Pasalnya, kelompok ini dinilai sudah bisa menjangkau segala lini di negeri ini.
"Karena memang rezim ini sangat bersahabat dengan paham komunisme dengan bukti apapun yang berbau komunis dibiarkan. Bahkan mereka sudah bisa masuk ke semua lini termasuk DPR. Itu sangat berbahaya, karena keturunan PKI yang aktif bisa memberikan kebijakan," ujarnya.
Beberapa hari belakangan ini, jagat sosial media dibuat heboh dengan adanya postingan yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada PKI. Postingan itu dibuat langsung oleh seniman Dadang Christanto di akun Facebook miliknya.
Realitas memang ada yang mengharapkan PKI bangkit, karena anak cucu keturunannya masih ada dan dibina.
Lantas, Novel meminta agar siapa saja yang berhubungan dengan PKI, agar segera ditindak tegas, tidak boleh dibiarkan. "Sehingga apapun yang berkaitan tentang komunis harus ditindak tegas," tuturnya.
Dia berujar, para pemuja ideologi komunis di negeri ini masih ingin menjalankan misi berbahaya di Indonesia, tak terkecuali dengan China. Hal itu diperparah dengan kekerabatan diplomatik dua negara tersebut. Mantan Jubir Front Pembela Islam (FPI) tersebut merasa cemas akan hal ini.
"Iya karena pusat komunis di China masih terus menjalankan misinya. Bahkan tragisnya Indonesia sudah menjadi cengkeraman China dalam urusan apapun, kecuali di dunia ini paham komunis dilarang, baru lah paham komunis di Indonesia bisa dihilangkan," ucapnya.
Selain berharap hukum di negeri ini berjalan sesuai dengan undang-undang, Novel menyarankan agar umat Islam ikut serta dalam memantau segala pergerakan dan perkembangan PKI di Tanah Air.
Pasalnya, di media sosial kelompok ini masih terus berinteraksi dengan menyebarkan propaganda, serta memperlihatkan dukungan yang diberi untuk membangkitkan lagi PKI.
"Saran saya umat Islam sudah siaga 1 karena rezim ini sudah memberikan isyarat kuat bersahabat dengan paham komunis sehingga harus men-sweeping atribut , pantau medsos serta kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada penyebaran dan pengembangan paham komunisme," kata dia.
Mantan Kader Partai Bulan Bintang (PBB) itu menegaskan, ideologi Pancasila sudah tidak bisa lagi diganggu gugat. Namun demikian, dia menyoroti pemerintah yang seolah anti-kritik, kerap menjegal ulama yang mengkritik kebijakan Pemerintah RI. Namun, ironisnya, banyak penista agama dibiarkan bebas.
"Indonesia jelas punya ideologi Pancasila dan rumusan Pancasila adalah produk ulama, karena bernapaskan Islam. Setiap semua sila-silanya dan ini menjadi musuh PKI dan saat ini pemandulan nilai-nilai Pancasila sudah sangat terasa, yaitu maraknya penista agama, pembelaan terhadap penista agama, dan kriminalisasi ulama," katanya.
Selanjutnya, dia meminta agar pemerintah dengan dibantu aparatur keamanan negara untuk bergerak cepat memusnahkan PKI dari Bumi Pertiwi.
"Kami meminta kepada pihak berwenang baik Polri maupun TNI untuk menangkap orang yang terang-terangan mengucapkan baik di medsos atau media lainya atau ikut serta dalam perayaan ultah PKI yang ke-100. Karena tap MPRS no. XXV tahun 1966 sudah jelas melarang penyebaran dan mengembangkan paham komunisme-marxisme-leninisme," kata Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin. [tagar]
Sumber: tagar