OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 04 Juni 2020

Asyari Usman: Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?

Asyari Usman: Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?




Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?

Dirut TVRI yang baru, Iman Brotoseno (IB) menghapus akun Twitternya, @imanbr. Dia juga menutup blognya. Di kedua akun ini, IB punya banyak rekam jejak yang pro-PKI, pro-Gerwani, pro-pornografi. Plus, sikapnya yang cenderung tak suka pada figur-figur Islam, kalau pun tidak bisa disebut tak suka Islam.

Dia babak belur diganyang oleh banyak orang dari segala lapisan. Ada netizen biasa, wartawan, penulis, politisi senior, dlsb. Semua ikut menyerang. Bagi mereka, IB tak layak menjadi Dirut lembaga siaran publik dengan semua rekam jejak yang dianggap buruk itu.

Selama bertahun-tahun ini, IB memang gencar memperlihatkan preferensinya terhadap paham komunis. Di kedua akun medsos yang ditutupnya itu. Iman Brotoseno juga mengatakan Hari Kesaktian Pancasila tidak relevan lagi jika hanya dianggap sebagai cara mengenang jenderal-jenderal yang dibunuh PKI.

Yang menjadi pertanyaan: apa salahnya Iman Brotoseno menunjukkan sikap pro-PKI? Bukankah itu lebih bagus? Dalam arti tegas dalam berprinsip. Transparan dalam bersikap. Tidak mencla-mencle. Bukankah orang seperti ini yang hidup terhormat?

Bukankah konsistensi dalam ideologi dan sikap itu adalah perilaku yang mulia?

Misalnya, dia tunjukkan rasa senangnya pada komunisme, marxisme-leninisme. Bukankah sikap ini sesuatu yang terpuji? Dalam arti, orang tidak perlu lagi mencari-cari siapa itu IB.

Bukankah semua orang menjadi ‘lega’ bahwa IB blak-blakan dengan preferensi ideologinya? Tidak sembunyi-sembunyi. Bagi saya, itu malah mempermudah orang untuk memposisikan IB di peta sosial-politik Indonesia.

Dengan memamerkan preferensi ideologinya itu, IB mempelihatkan sikap kesatria! Berani terang-terangan menunjukkan pikirannya. Teguh dalam berprinsip. Tentulah orang seperti beliau ini yang punya harga diri. Sekali dia tunjukkan pro-PKI dan Gerwani, dlsb, dia tidak gentar dan tidak mundur.

Begitulah seharusnya. Sama seperti Ribka Tjiptaning. Dia menulis buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI”. Anggota DPR-RI dari PDIP ini tidak malu-malu kalau publik tahu bahwa dia anak PKI. Dua jempol!

Tapi, mengapa sekarang Iman Brotoseno seperti ketakutan dengan rekam jejaknya yang membela PKI, membela Gerwani, dan membenci Islam? Sampai-sampai dia harus menghapus akun Twitter dan blog yang berisi banyak cuitan dan tulisan “yang bagus-bagus” meskipun kontroversial.

Agak mengherankan. Seharusnya sekarang, dengan jabatan penting sebagai Dirut TVRI, IB semakin keras menunjukkan keberpihakannya pada PKI. Supaya publik tahu siapa dia. Jangan malah surut.

Seharusnya Anda, Bung Iman Brotoseno, tidak menghapus akun-akun medsos itu. Kalau perlu ditambah lagi. Jika tadinya Anda punya akun Twitter dengan nama @imanbr, sekarang buat yang lebih lantang lagi. Misalnya, gunakan nama @imanbrpropki, dlsb.

Kok malah dihapus akun-akun medsos Anda itu? Sayang sekali. Apalagi banyak ‘follower’-nya. Dihapus itu artinya Anda pengecut. Tunjukkan saja pro-PKI dan komunisme. Mengapa takut atau malu-malu?  

Sekarang Anda menjadi Dirut TVRI. Inilah waktunya Anda lebih leluasa membela PKI. Anda sekarang mengendalikan televisi publik itu. Kesempatan baik bagi Anda untuk mempromosikan PKI atau ajaran-ajaran yang membuat umat Islam meradang.

Isi saja TVRI itu dengan acara-acara yang mengkampanyekan komunisme-PKI. Tidak perlu terselubung. Dengan strategi begini, persoalan bangsa dan negara ini bisa ‘diselesaikan’ lebih cepat lagi. Bagus ‘kan?

Ayo, Bung. Berani, enggak? Sisa-sisa PKI pasti mendukung. Dan blok politik besar “induk semamg PKI” pasti siap melindungi dan membeking Anda.

3 Juni 2020

By Asyari Usman
(Penulis wartawan senior)

Sumber: konten islam

Related Posts:

  • 212 dan Ketidakadilan Media 212 dan Ketidakadilan Media Oleh: Beggy Rizkiansyah, kolumnis Kiblatnet anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) 10Berita  – Mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa lebih dari satu abad yang lalu, pers Isla… Read More
  • Hersubeno Arief: Sering Absen di Forum Internasional, Ada Apa Dengan Jokowi? Hersubeno Arief: Sering Absen di Forum Internasional, Ada Apa Dengan Jokowi? 10Berita – Dunia internasional tengah ramai-ramai menekan pemerintah Cina berkaitan dengan penindasan minoritas muslim Uighur di nega… Read More
  • Tahun Kegelapan Media Tahun Kegelapan Media -CATATAN M RIZAL FADILLAH- Media menjadi tak menarik karena menjadi partisan. Partisan menjadikan media berkelas picisan. Tahun kegelapan media di Indonesia dimulai sejak kekalahan Ahok yang di… Read More
  • Pemerintah, OPM, dan Umat Islam Pemerintah, OPM, dan Umat Islam 10Berita  Tuhan kalau sudah berkehendak maka tak ada satupun makhluk yang dapat mencegahnya. Ini yang terjadi pada saudara-saudara kita di Papua yang menjadi KORBAN KEGANASAN ORG… Read More
  • Kasus Gus Nur di Polda Jatim Sangat Sumir Kasus Gus Nur di Polda Jatim Sangat Sumir  10Berita   Sugi Nur Raharja alias Cak Nur alias Gus Nur mengajukan kritik tajam terhadap akun sosmed (Facebook) Generasi Muda NU. Kritik dilayangkan karena i… Read More