OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 08 Juni 2020

Ekonom Curiga, Iuran Tapera Sebenarnya Akan Dipakai Pemerintah untuk Tambal APBN

Ekonom Curiga, Iuran Tapera Sebenarnya Akan Dipakai Pemerintah untuk Tambal APBN


10Berita – Pemerintah baru saja mengesahkan peraturan terkait Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. Keberadaan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 itu mengharuskan setiap pekerja menjadi peserta dan membayar iuran.

Munculnya aturan yang cukup mengikat pekerja di tengah pandemi itu lantas menuai kritikan dari banyak pihak.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, momentum dikeluarkannya aturan tersebut sangat tidak tepat. Pasalnya, tidak sedikit pekerja yang kehilangan penghasilan dan terkena PHK akibat pandemi COVID-19.

“Apalagi ada pasal sanksi administratif berupa denda yang memberatkan pengusaha. Meskipun ada persiapan 7 tahun, tapi dalam kurun waktu tersebut ekonomi diperkirakan belum akan masuk dalam pemulihan yang optimal,” ujar Bhima kepada kumparan, Minggu (7/6).


Selain itu, ia khawatir akan adanya tumpang tindih penggunaan iuran yang disetorkan peserta. Bhima menilai, ada banyak pasal yang memungkinkan iuran tersebut justru dimanfaatkan untuk menutupi defisit anggaran pemerintah atau APBN.

“Motif terselubungnya kelihatan jelas di pasal 27 dalam PP Tapera bahwa dana bisa diinvestasikan ke surat utang pemerintah, berarti pekerja diminta secara tidak langsung iuran untuk beli SBN. Ini dilakukan karena pemerintah sedang cari sumber pembiayaan baru di tengah pelebaran defisit anggaran,” jelasnya.

Belum lagi sejumlah hal teknis yang nantinya justru semakin mempersulit para pekerja, seperti banyaknya syarat-syarat. Walaupun program tersebut tetap berjalan, ia meyakini juga tidak akan bisa menampung seluruh pekerja yang membutuhkan rumah.

Sementara itu, Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah menyarankan, pemerintah mesti menghapus semua program kredit rumah murah lainnya. Langkah itu perlu dilakukan agar program bisa efektif dan tidak bertabrakan.

“Program lainnya memang harus dihapus agar tidak overlapping, ini bukan masalah menguntungkan atau tidak. Pemerintah kan tidak cari untung, tapi bagaimana agar program ini efektif,” ujar Piter.(kmp)


Related Posts:

  • Di Masa Tenang Pemilu 2019 KPI Minta Lembaga Penyiaran Ikuti Aturan Main Di Masa Tenang Pemilu 2019 10Berita - Memasuki hari masa tenang Pemilu 2019, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengingatkan seluruh lembaga penyiaran untuk mematuhi Surat … Read More
  • Ustadz Abdul Somad Difitnah, Tagar #SaveUAS Jadi Trending Topic Ustadz Abdul Somad Difitnah, Tagar #SaveUAS Jadi Trending Topic 10Berita, Ustadz Abdul Somad (UAS) difitnah. Fitnah-fitnah itu cukup masih disebarkan melalui media sosial, setelah video UAS bertemu Prabowo viral.Netizen… Read More
  • BPN Tegaskan Pernyataan Prabowo Tidak Serang SBY BPN Tegaskan Pernyataan Prabowo Tidak Serang SBY 10Berita - Politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, menjelaskan pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang menyebut deindustrialisasi jadi tanggu… Read More
  • Resmi! Ribuan Pengacara Se-Indonesia Deklarasi Dukung Capres Ini, Mantap! Resmi! Ribuan Pengacara Se-Indonesia Deklarasi Dukung Capres Ini, Mantap! Referensi pihak ketiga 10Berita, Sekitar 3000 advokat atau pengacara yang tergabung dalam Aliansi Advokat Indonesia Bersatu (AAIB) resmi memantap… Read More
  • Momen Mesra Prabowo-Sandi dan Momen Canggung (awkward moment) Jokowi-Amin 10Berita, Debat terakhir Pilpres 2019 tadi malam berakhir sempurna untuk paslon 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.Selain menguasai dan me… Read More