OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 15 Juni 2020

Tere Liye: 'Teori Tidak Sengaja', Teori Maha Pamungkas

Tere Liye: 'Teori Tidak Sengaja', Teori Maha Pamungkas




'Teori Tidak Sengaja'

Saya sedih melihat begitu banyak orang2 yang menertawakan jaksa yang menuntut penyiram air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan. Jaksa hanya menuntut 1 tahun penjara, karena menurutnya, pelaku tidak sengaja.

Jutaan orang yang menertawakan jaksa ini. Saya sedih melihatnya. Karena kalian seharusnya malu--bukan malah tertawa, tidakkah kalian paham, jaksa ini boleh jadi amat memahami sebuah teori amat mutakhir dalam jagad raya kehidupan. Yaitu, 'teori tidak sengaja'.

Menurut Socrates dan Aristoteles, dunia ini dimulai karena tidak sengaja. Galaksi, planet2, bintang, komet, meteor, semua dimulai dari proses ketidaksengajaan. Plato juga menambahkan, pun kehidupan hewan, tumbuhan, serta manusia berasal dari ketidaksengajaan. Tidak sengaja. Maka jadilah kehidupan di sekitar kita.

Kalian yang terlalu dangkal memahaminya, jika tidak mengerti. Bahwa secara natural, kita semua memang bertindak tidak sengaja atas apapun yang ada. Saat pencuri mengambil barang milik orang lain, itu tidak sengaja. Saat koruptor mentransfer uang rakyat ke rekeningnya, atau memasukkannya ke dalam kotak kardus, membawanya pulang, itu jelas tidak sengaja.

Hidup ini adalah rangkaian ketidaksengajaan. Bahkan saat sebuah negara, memiliki pemimpin yang begitu kacaunya (maksud sy negara lain), itu adalah proses tidak sengaja. Sayangnya, manusia mulai melupakan teori tidak sengaja ini. Padahal dulu, Heraklitus, Pitagoras, mereka semua adalah filsuf sejati yang semua menjelaskan betapa penting teori tidak sengaja bagi umat manusia.

Maka, jika hari ini, ada jaksa yang menjelaskan ke kita, bahwa pelaku penyiraman air keras kepada penyidik KPK, dilakukan subuh, diniatkan bawa air keras itu, naik motor, diintai berhari2, dan itu SEMUA TIDAK SENGAJA sungguh jaksa ini telah mengembalikan khittah teori tidak sengaja kembali ke titik mulianya. Bahwa, kehidupan memang dipenuhi hal2 tidak sengaja. Jaksa ini mewarisi dengan sempurna, pemahaman tinggi filsuf2 agung terdahulu.

Nicolus Copernicus, Niccolo Machievelly, juga Erasmus, Galileo Galilei, adalah pendukung toeri tidak sengaja ini. Bahwa hari demi hari yang kita lalui. Keputusan yang kita ambil. Kegiatan yang kita lakukan adalah rangkaian ketidaksengajaan.

Kita harus berterima-kasih sekali, teori ini kembali dihidupkan. Ini bisa mengubah banyak hal di dunia. Karena apapun sekarang bisa dijelaskan lewat 'teori tidak sengaja'. Jangan malu2 lagi, era baru telah datang, bahwa telah tiba argumen maha sempurna, maha tidak salah, yaitu: 'tidak sengaja'.

Saya sungguh berlinang air-mata saat jaksa ini membacakan tuntutannya. Akhirnya, bumi dianugerahi sebuah pemikir ulung tiada kira. Yang melampui jaman, bahkan menutup cahaya terang filsuf2 jaman dulu. Newton, Descartes, Arnauld, Voltaire, pun yang telah saya tuliskan di awal tulisan ini, Aristoteles, Scorates, mereka akan menangis jika melihat hal ini terjadi.

Maka terpujilah para pendukung teori tidak sengaja. Era kalian telah tiba. Inilah senjata pamungkas yg akan menghabisi semua teori2 receh, unfaedah yg ada hari ini. Sungguh, dibandingkan teori tidak sengaja ini, teori2 lain, argumen2 lain, logika2 lain hanyalah remah tidak berguna. Mau apa lu sekarang jika ada yang bilang 'tidak sengaja'?

Welcome! Tahniah! Selamat datang bagi pemuja 'teori tidak sengaja'.

(Tere Liye)

*NB: tulisan ini membutuhkan literasi level 4.0 utk memahaminya. dan tentu saja, tidak ada filsuf2 itu yg bilang soal 'teori tidak sengaja' seperti yg dituliskan.

Sumber: portal berita isam