OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 16 Agustus 2020

Partai AK Turki: Kesepakatan UEA-’Israel’ Bunuh Diri Politik dan Penghianatan pada Palestina

 Partai AK Turki: Kesepakatan UEA-’Israel’ Bunuh Diri Politik dan Penghianatan pada Palestina



10Berita–Partai yang berkuasa di Turki pada hari Sabtu (15/08/2020) mengkritik kesepakatan yang dicapai antara Uni Emirat Arab (UEA) dan ‘‘Israel’’. Partau berkuasa Turki menilai normalisasi dengan ‘‘Israel’’ sebagai “bunuh diri politik” terhadap perjuangan Palestina.

Melalui ciutan di akun twitter, Ömer Çelik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mengatakan normalisasi ini merupakan upaya untuk menghapus prospek solusi dua negara antara ‘‘Israel’’ dan Palestina yang diusulkan oleh komunitas internasional.  “Menempatkan ‘normalisasi’ dalam agenda tanpa mempertimbangkan agresi ‘Israel’ di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki dan menyebut negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya berarti menerima agresi ‘‘Israel’’.”

Çelik melanjutkan bahwa langkah UEA harus dipertimbangkan bersama dengan kebijakannya di Yaman dan Libya, Ia menuduh UEA menanam benih kebencian di dalam komunitas di Timur Tengah.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa Turki akan selalu mendukung Palestina “persaudaraan” sejalan dengan sikap politik “benar” dan “teguh” Presiden Recep Tayyip Erdoğan. Kesepakatan untuk menormalisasi hubungan UEA-‘‘Israel’’ diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (13/08/2020), mencegah rencana kontroversial ‘‘Israel’’ untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.

Sementara sebuah pernyataan bersama pihak AS, UEA dan ‘‘Israel’’ mengatakan normalisasi adalah “terobosan” yang akan mempromosikan “perdamaian di kawasan Timur Tengah dan merupakan bukti diplomasi dan visi yang berani dari tiga pemimpin.”Hal ini mengacu pada Donald Trump, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan dan Perdana Menteri ‘‘Israel’’ Benjamin Netanyahu.

Kelompok-kelompok Palestina mengecam normalisasi baru itu, dengan mengatakan langkah itu tidak melakukan apa pun untuk melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. ‘Kesepakatan damai’ UEA dengan ‘‘Israel’’ adalah “tikaman berbahaya di belakang rakyat Palestina,” kata pejuang Hamas dalam sebuah pernyataan.

Turki mengatakan perjanjian itu “lahir mati” dan “sama sekali tidak valid”, menambahkan UEA mengabaikan keinginan Palestina. Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri berbunyi: “Sementara mengejar kepentingannya yang didefinisikan secara sempit, UEA telah berusaha untuk menunjukkan pengkhianatannya kepada perjuangan Palestina sebagai tindakan altruisme. Sejarah dan hati nurani orang-orang di wilayah tersebut tidak akan pernah memaafkan atau melupakan kemunafikan ini. bertindak.”*

Sumber: