OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 22 September 2020

Salam Perpisahan Jokowi dengan NU-Muhammadiyah

 Salam Perpisahan Jokowi dengan NU-Muhammadiyah



 

Oleh: Widian Vebriyanto (RMOL)

Presiden Joko Widodo sepertinya ingin menyudahi hubungan baik dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di negeri ini, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Setidaknya hal itu tercermin saat orang nomor satu di Indonesia tersebut mengabaikan masukan dari kedua ormas tersebut.

Masukan yang dimaksud berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2019 pada 9 Desember mendatang. NU dan Muhammadiyah sama-sama mendesak agar Jokowi meninjau ulang, atau bahasa lainnya, menunda gelaran pilkada.

Keduanya kompak bahwa keselamatan rakyat menjadi yang utama, sementara gelaran pilkada di masa pandemi amat berbahaya bila dilanjutkan.

Namun masukan dari ormas Islam yang biasanya didengar itu ternyata diabaikan Jokowi. Melalui Jurubicara Presiden, Fadjroel Rachman, pemerintah memastikan tidak akan menunda pilkada.

Alasannya, karena penyelenggaraan pilkada tidak bisa menunggu pandemi berakhir dan tidak satu negara pun yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

Selain itu, Fadjroel juga mengurai bahwa tidak ditundanya pilkada bertujuan untuk menjaga hak konstitusi rakyat, hak dipilih dan hak memilih.

Alasan yang diutarakan pemerintah, melalui Fadjroel, sekilas tampak masuk akal. Tapi, jika dikaji lebih mendalam mengenai substansi pendirian negara, maka alasan NU dan Muhammadiyah meminta pilkada ditunda lebih realistis.

Ada adagium dari filsuf Romawi, Cicero berbunyi salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara. Artinya, keselamatan rakyat tidak bisa ditawar lagi dan harus didahulukan, termasuk jika pilkada menjadi ancaman bagi nyawa rakyat.

Bagi Jokowi, NU dan Muhammadiyah merupakan ormas penting. Keduanya menjadi ujung tombak pemerintah dalam menangkal radikalisme. Mantan walikota Solo itu juga lebih senang bercengkrama dengan keduanya ketimbang dengan kelompok ormas yang berafiliasi dalam Aksi 212.

NU dan Muhammadiyah bahkan menjadi “pembela” saat Jokowi “dikeroyok” Aksi 212 tersebut. Setidaknya hal itu tercermin dari penegasan kedua ormas untuk tidak ikut terlibat dalam aksi.

Khusus untuk NU, perannya lebih besar. Kalangan nahdliyin dan mujahid 212 kerap berhadap-hadapan saat Pilpres 2019 lalu. Nahdliyin, yang Rais Aam-nya Maruf Amin digaet sebagai wakil presiden, mayoritas merapat ke Jokowi. Sementara mujahid 212 yang ingin menyudahi kepemimpinan Jokowi, kompak berada di barisan Prabowo Subianto.

Namun titik akhir kemesraan ini sepertinya sudah terlihat. Pengabaian Jokowi atas saran mengutamakan keselamatan rakyat yang disampaikan NU-Muhammadiyah jadi salam perpisahannya.

Salam perpisahan bisa dibatalkan andai Jokowi tampil ke publik dan meralat apa yang telah disampaikan jurubicaranya, Fadjroel Rachman. [] 

Sumber: konten islam

Related Posts:

  • Situasi Paranoid Pemerintah terhadap Umat Islam dan Solusinya Situasi Paranoid Pemerintah terhadap Umat Islam dan Solusinya Oleh : Yusuf Utsman Baisa 10Berita – “Paranoid” adalah istilah yang sedang trendy pada saat ini, sebagai sebuah ungkapan yang diarahkan kepada Pemerintah dan … Read More
  • Cak Nun: Ketika Boneka Jadi PemimpinCak Nun: Ketika Boneka Jadi Pemimpin 10Berita “Kenapa rakyat mau memilih boneka, patung atau berhala untuk menjadi pemimpinnya?” “Karena partai politik memperkenalkan calonnya dengan mendustakan kenyataannya. Calon pemimpin … Read More
  • Wahai Musuhku Israel, Berterimakasihlah kepada Sebagian Saudaraku Wahai Musuhku Israel, Berterimakasihlah kepada Sebagian Saudaraku 10Berita~ tahu bahwa kalian, Israel, ingin sekali menguasai seluruh tanah Palestina. Namun belum sepenuhnya cita-cita kalian terwujud. Daerah Tepi Barat dan G… Read More
  • Tarian Politik Hary TanoeTarian Politik Hary Tanoe Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo Oleh: Faisal Sallatalohy [Penggiat CIIA Bidang Ekonomi Politik & Public Policy] Manuver politik Hary Tanoe (HT), menarik perhatian publik. Setelah mengeval… Read More
  • Bebaskan Masjid Al-Aqsha Bebaskan Masjid Al-Aqsha 10Berita, JAKARTA -- Oleh: Abdul Syukkur Imam al-Bazzar dan al-Tabrani meriwayatkan hadis dari Abu Darda' yang menyebutkan, "Shalat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan 100 ribu shalat di mas… Read More