OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 15 Oktober 2020

Sampah Demokrasi, Kata Ngabalin

 Sampah Demokrasi, Kata Ngabalin




Catatan M Rizal Fadillah*

10Berita,“Sampah demokrasi”. Itu adalah ucapan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Mochtar Ngabalin untuk menyebut peserta aksi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Ngabalin melontarkan kalimat itu saat Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, meliputi FPI, Persaudaraan Alumni (PA) 212, hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar demo tolak Omnibus Law, Selasa (13/10/20).

Sampah demokrasi satu ungkapan cukup menyentak. Aksi unjuk rasa di masa Covid dinilai Ngabalin sebagai sampah demokrasi.

Sampah adalah barang sisa, bekas pakai, busuk dan tak berguna. Dikumpulkan dan dibuang di tempat sampah. Agar tidak berbau busuk biasanya sampah tersebut dibakar. Ungkapan sampah demokrasi tentu tidak layak terlontar dari orang berpendidikan. Hanya pantas diucapkan oleh  “bukan anak sekolahan”.

Unjuk rasa bukan saja Hak Asasi Manusia, tetapi juga kegiatan mulia dan berani. Nilai universal memberi penghargaan atas hak berunjuk rasa. Hanya negara dan pemimpin pengecut anti demokrasi yang menumpas unjuk rasa.

Tidak ada sampah dalam hal yang baik meskipun itu dalam situasi berat. Ketika Covid-19 menghalangi, terobosan seperti unjuk rasa  untuk suatu tujuan yang mulia adalah bentuk rela berkorban dan heroisme.

Ngabalin dengan sinis menekankan opsi Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai satu-satunya jalan hukum. Sepertinya langkah logis. Tetapi di samping adanya hak untuk meragukan integritas Hakim, juga MK kini sudah terkebiri untuk pasal eksekutorialnya.

Unjuk rasa tidak lain merupakan upaya politik yang dilindungi hukum untuk keluarnya sebuah  produk politik atau hukum, Perppu misalnya. Atau mungkin saja Dewan menyadari bahwa putusan yang diambilnya itu cacat hukum sehingga terjadi perdebatan politik baru.

Omnibus Law adalah aturan yang berbahaya dan dapat merusak banyak aspek sosial kemasyarakatan. Karenanya wajar jika buruh, mahasiswa, ulama dan aktivis lainnya mereaksi hebat untuk mendesak pembatalan.

Yang dirasakan aneh Pemerintah ini bebal dan cenderung menafikan aspirasi rakyat. Bahkan melakukan banyak  penangkapan. Akibatnya kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat menjadi terusik.

Janganlah seenaknya Tuan Ngabalin mengatakan bahwa unjuk rasa itu sampah demokrasi. Jangan-jangan kita sendiri yang sok apik itu sebenarnya adalah sampah.

Siapapun orangnya yang bergelantungan di pagar istana atau menjadi penonton semata maka bisa jadi ia adalah “sampah tirani” atau “sampah oligarkhi”. Dan yang lebih mendekati ya “sampah fulusi”.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 26 Safar 1442 H/14 Oktober 2020

 Sumber: Salam Online.


Related Posts:

  • NEW NORMAL adalah MATINYA HIPERREALITANEW NORMAL adalah MATINYA HIPERREALITAPerspektif sangat indah tentang teror Covid-19.Kita semua diajak membumi bersama melalui tulisan ini....NEW NORMAL adalah MATINYA HIPERREALITAPertama-tama saya akan bilang New Normal ini … Read More
  • Asyari Usman: Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?Asyari Usman: Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?Halo Bung Iman Broteseno, Kenapa Takut Dengan Rekam Jejak Pro-PKI?Dirut TVRI yang baru, Iman Brotoseno (IB) menghapus akun Twitternya, @iman… Read More
  • PLN Ambyar, Kapan Pemerintah Bayar Utang Subsidi?PLN Ambyar, Kapan Pemerintah Bayar Utang Subsidi?Oleh: Salamuddin Daeng AMBYAR atau selamatnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat tergantung pada pemerintah mau bayar utang subsidi atau tidak kepada BUMN ini. Jika pe… Read More
  • Seandainya George Floyd Orang IndonesiaSeandainya George Floyd Orang IndonesiaSeandainya George Floyd Orang IndonesiaDunia tahu, George Floyd orang Amerika. Warga kulit hitam yang terbunuh oleh seorang polisi. Dunia geger. Demo terjadi tidak saja di Amerika, tapi … Read More
  • SBY: “AMERIKA, ARE YOU OK?”SBY: “AMERIKA, ARE YOU OK?”10Berita, Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono turut merespon perkembangan yang terjadi di negara Amerika Serikat yang tengah dilanda aksi demo dan kerusuhan pasca tewasnya warga ku… Read More