Sebut Pemerintah Jokowi Benci Ulama, Marissa Haque: Wapres RI Hanya Dijadikan 'Arca'
10
10Berita - Artis Marissa Haque menilai pemerintahan Joko Widodo dan penjajahan Belanda memiliki kesamaan. Yakni sama-sama membenci ulama.
“Apa bedanya pemerintah Presiden Jokowi 2020 sama para penjajah V.O.C dulu? Perbedaannya sih jelas, tapi kita bahas persamaannya dulu saja deh! Yaitu, jelas keduanya sama-sama benci ulama.” Tulis Marissa Haque di akun instagramnya, seperti dikutip Senin (12/10).
Istri penyanyi Ikang Fauzi ini kemudian mengutip ucapan Snouck Hurgronje, salah seorang penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda
“Snouck Hurgronje mengatakan; beri hadiah satu peluru jika bertemu Oelama di hutan Aceh.” Tulis Marissa Haque.
Marissa menilai, di era Jokowi, Ulama hanya dijadikan arca. Tanpa diberi ruang untuk kepentingan ummat. Ia berikan contoh posisi Maruf Amin sebagai Wakil Presiden.
“Kini ulama hanya dijadikan “arca”, dengan posisi Wapres RI tanpa diberi ruang untuk melindungi kepentingan ummat Islam-nya.” Ucap Marissa.
Marissa melanjutkan, setelah ulama dimasukan ke dalam pemerintahan, eksistensi ulama pun mulai dipancung oleh rezim Jokowi. Ia mencontohkan kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait jaminan produk halal.
“Lihatlah pada hal substansi MUI atas jaminan produk halal Indonesia sesuai UU no 33 Tahu. 2014 tengang Jaminan Produk Halal.” Ucap Marissa Haque.
“Di mana MUI bukan lagi sekedar Quasi negara atay Hybrid atau ‘banci’ tapi sudah menjadi negara. (Sebelum tahun 2014, memang MUI hanyalah berupa LSM/NGO), di dalam UU Omnibus Law Cipta Kerja itu peran MUI akhirnya dihapus saru pasal dan ayatnya,” Beber Marissa.
Padahal, kata dia, fungsi MUI di Indonesia sebagai negeri Pancasila yang tak punya sistem Mufti, sangat vital serta krusial.
Marissa meminta Jokowi agar memberikan ruang kepada Wapres Maruf Amin untuk mengurus jaminan produk halal Indonesia.
“Bukankah anda berdua dipilih oleh sebagian besar rakyat Indonesia yang Muslimin? Di mana keberpihakan pemerintah pada orang Islam Indonesia? La ilaha ila anta subhanaka inni kuntu minadzdzooolimiiiin.” Tutup kader Partai Amanat Nasional (PAN) ini. [fin