OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 18 Desember 2020

Ceritakan Pengalaman sebagai Pasien Covid-19, Ini Harapan Ustaz Yusuf Mansur

Ceritakan Pengalaman sebagai Pasien Covid-19, Ini Harapan Ustaz Yusuf Mansur



USTAZ Yusuf Mansur, salah satu dai kondang Indonesia, beberapa waktu lalu teridentifikasi positif Covid-19. Dia mengabarkan bahwa kondisinya kini sudah semakin membaik.

Dalam unggahannya di Instagram, Ustaz yang dikenal dengan sebutan UYM itu pun menceritakan tentang sakit akibat virus corona yang mneyerang kesehatannya.

Melalui akun @yusufmansurnew, ustaz berusia 44 tahun ini menyatakan beratnya menghadapi Covid-19. Ia mengaku mengalami kondisi batuk dan kelelahan yang berat. Bahkan hingga saat ini ustaz YM masih berlatih pernapasan, hingga belajar tengkurap.

Menurut UYM, untuk tengkurap pun dirinya merasa kesulitan. Nafasnya tersengal, batuk dan tetap terasa sakit di bagian dada. Ia mengaku tak mampu membaca ayat-ayat panjang karena nafasnya tak bisa panjang.

“Tujuan saya menceritakan ini supaya kawan-kawan jangan anggap enteng,” begitu ia tuliskan di akun instagramnya.

UYM mengakui, hal paling mahal adalah kebebasan.

“Dan yang paling mahal tentu saja, kebebasan… Bebas mau ke kamar mandi, bebas mau jalan ke sana kemari. Bebas mau begini begitu. Sbb dlm kasus saya, saya msh di tempat tidur. Agaknya masih sampe besok lusaan minimal. Atau malah besoknya lagi, Sabtu,” ujarnya.

“Ketemu keluarga juga adalah sesuatu yang menjadi faktor yg harus kawan-kawan inget ketika hidup sembarang dengan potensi datangnya Covid. Kita ga pernah tau ketemu sama siapa yang sesungguhnya ia udah membawa covid buat kawan-kawan. Lebih baik ati-ati.

Banyak zikir pagi sore. Sebab sepenuh-penuhnya itu zikir perlindungan dan kesehatan.

Saya kena? Berarti saya kurang? Iya, pastinya. Kurang banget. Tapi segini, dah bagus banget. Wong kalo engga, ga ketolong waktu di tanggal 9 sd 12. Itu berat-bertnya. Doa dari banyak orang, terutama orang-orang tua, keluarga di rumah, kawan-kawan dekat, para guru, para jamaah, yang udah dengan tulus ikhlas, itu yang membuat saya masih bisa enteng.

Waktu masih di rumah, dipake berdiri, jalan, dan sikat gigi, rasanya kayak jalan naek gunung. Ga sepadan.

Ini udah bikin OUTLINE buku baru. Sungguh, begitu banyak juga kita menyepelekan begitu banyak nikmat yang dianggep enteng. Padahal saat nikmat yang dianggep kecil itu, dicabut, baru nyadar, bahwa kita selama ini, jauh dari predikat: Hamba-Nya yang bersyukur. Plus rupanya banyak juga kedurhakaan-kedurhakaan, ketidaktaatan, ketidakrajinan ibadah, kemalesan beramal saleh. Yang menjadikan saya pribadi juga jadi hamba yang lupa diri, ingkar nikmat, lupa nikmat, lalai, ga inget Allah banyak, lupa banyak… Dan kemudian dapetlah pengurangan berbagai pengurangan. Termasuk lupa lagi dan lagi, menjaga betul nikmat kesehatan dari ujung rambut sampe ujung kaki.


Ok. Jaga diri dari Covid ya. Berjuang. Kalo udah maksimal mah, ya tinggal tawakkal. Allah ya tetep ga milih-milih. Tapi setidaknya, kita ga membunuh diri kita sendiri.

Sekali saya penuh syukur. Membaik. Menyaksikan depan kamar saya persis, dah pake ventilator, padahal waktu baru masuk sini, saya liat beliau video call-an dengan keluarga, telponan, dan nampak ceria. Tapi kini beliau di ventilator bak gedebong pisang. Mohon doa u/ beliau dan siapa yang kena Covid. Di tempat lain, kabar kematian sebab Covid, terus juga berdatagan. Benar-benar saya tulis ini, sebagai pesan,” demikian pesan lengkap yang disampaikan UYM via Instagram-nya.

Melalui pesan tersebut, UYM berharap publik mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. []

 

Sumber: islampos