10Berita – Kekhawatiran tokoh nasional DR. Rizal Ramli mengenai nasib rezim Presiden Joko Widodo yang bisa dikenang sebagai rezim buzzer, turut dirasakan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi.
Adhie Massardi menilai bahwa rezim saat ini bisa disebut dengan rezim Orba.
Orba di sini bukan kependekan dari Orde Baru, melainkan Orde BazzeRp yang mengerucut pada penyebutan pendengung di media sosial yang umumnya berbayar.
“Memang ini penguasa bisa disebut rezim ORBA (Orde BazzeRp),” urainya dalam akun Twitter pribadi beberapa waktu lalu.
Adhie mengurai, jika pada Orde Baru (Orba) jilid I pemerintah menggunakan kekuatan angkatan bersenjata untuk menekan aktivis yang kritis. Kini di Orba jilid II kekuatan yang digunakan adalah buzzer.
Keduanya, sambung Adhie, sama-sama menggunakan biaya dari APBN.
“Jika ORBA 1.0 gunakan ABRI untuk merepresi para pengeritik pemerintah, ORBA 2.0 gunakan BazzeRP tuk bunuh karakter para pengeritik rezim,” tegasnya.
“Tapi 2 jenis ORBA ini sama-sama buruk,” demikian Adhie Massardi.
Rizal Ramli mengurai bahwa setiap prestasi yang diukir pemerintah pasti akan dikenang oleh rakyatnya. Begitu juga jika pemerintahan tersebut tidak memiliki keberhasilan, maka ingatan buruk yang akan disimpan publik.
Rizal Ramli khawatit Presiden Joko Widodo meninggalkan legasi buruk. Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab.
Pasalnya di era Jokowi, ekonomi secara konsisten terus menurun dan anjlok hingga minus (-) 2,07 persen. Di satu sisi, kemakmuran rakyat dan indeks demokrasi juga tidak membaik.
Sumber: