10Berita - MUSIBAH banjir yang melanda sebagian wilayah Ibu Kota kemarin menunjukan bahwa meski pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta sudah siaga mengantisipasi, bencana tersebut masih tak terelakkan.
Publik yang pada dasarnya susah puas dengan kinerja pemerintah pun menjadikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kambing hitam lantaran dinilai gagal menghempas bencana 'langganan' yang kerap mampir di Jakarta.
Jagat media sosial ramai dengan kritikan dari publik, tak terkecuali dari politikus-politikus yang berseberangan pandangan dengan Anies, ikut dalam barisan publik yang kecewa.
Banjir menjadi senjata andalan mereka mengkritik, bencana yang terjadi ditujukan kepada satu orang, yakni Anies Baswedan.
Padahal bila ditelaah, tidak sepenuhnya banjir yang terjadi karena Anies gagal dalam bekerja, ada beberapa faktor lain, lebih kompleks, yang sebabkan banjir masih menjadi momok untuk Ibu Kota.
Meski demikian, momen banjir dan kritikan yang bertubi-tubi, bahkan disertai cacian kepada Anies dapat dijadikan pelajaran bersama.
Kritikan yang disikapi dengan tenang, didengar dan dilihat sebagai suatu masukan akan menjadi suplemen untuk pemerintahan, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta untuk lebih memacu kinerja jajaran agar dahaga kepuasan publik bisa terpenuhi.
Anies sebagai Gubernur sudah tepat dalam menyikapi kritikan, tidak ada pembelaan yang tidak masuk akal, tidak ada alasan yang dibuat-buat menyikapi bencana banjir.
Ia dan anak buah memilih bekerja, memacu jajaran pempov, berkolaborasi dengan pihak terkait agar bencana bisa segera diatasi cepat, tepat.
Kritikan dijadikan kayu bakarnya agak api semangat dalam mengatasi bencana membara, yang ujung warga mendapat bantuan, layanan dan tanggung jawab dari pemerintah.
Jajaran bekerja, hingga larut malam di lokasi, memetakan permasalahan, mencari solusi tepat cepat agar bencana bisa segera diatasi, dampaknya bisa diminimalisir dan warga terdampak mendapat bantuan yang cukup.
Saat pejabat yang demokratis dan dewasa dalam berpolitik memimpin, maka tidak boleh ada pengkritik yang dikriminalkan, karena memang sejatinya kritikan, luapan kekecewaan publik adalah bagian dari demokrasi.
Sepertinya Anies paham betul bagaimana demokrasi bekerja, dan bagaimana menanggulangi bencana dengan cepat dan tepat, sehingga dalam tempo satu hari, banjir sudah surut 100 persen.
Pejabat jangan terlena dengan puja-puji, sejatinya bila ingin selalu bekerja dalam performa terbaik, seseorang harus terus dieveluasi, dalam hal ini, kritikan warga akan menjadi bahan bakar agar kinerja bisa selalu terjaga. [gelora]
Senin, 22 Februari 2021
Home »
» Banjir Jakarta Surut Satu Hari karena Kritikan Disikapi dengan Elegan
Banjir Jakarta Surut Satu Hari karena Kritikan Disikapi dengan Elegan
By 10 BERITA 2/22/2021 09:39:00 PM
Banjir Jakarta Surut Satu Hari karena Kritikan Disikapi dengan Elegan
Related Posts:
08 Kecurangan PILKADA Jakarta “Luar Biasa” By : Nanik Sudaryati Deyang 10Berita-Kecurangan pada Pilkada Jakarta , memang luar biasa, dan kita sangat terkejut-kejut di daerah miskin yang nota bene masayarakatnya perna… Read More
06 Gelar Aksi 212 (21 Februari), Inilah 4 Tuntutan FUI 10Berita-Forum Umat Islam (FUI) akan melakukan aksi damai pada 21 Februari atau Aksi Bela Islam 212. Salah satu tujuan aksi damai tersebut adalah meminta DPR RI … Read More
04 Ngaku Pernah Potong Tentara, Ahoker Iwan Bopeng Diburu Anggota TNI 10Berita- Video pendukung Ahok alias Ahoker bernama Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng mencak-mencak di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menjadi viral d… Read More
04 Tak terima Di Komentari Netizen Gara-gara Dukung Ahok, Angel Lelga Ancam Lapor Polisi 10Berita- Angel Lelga menyatakan berniat untuk menempuh jalur hukum jika netizen tidak juga berhenti berkomentar di akun Instag… Read More
07 Ekonom: Mungkinkah DP 0% atau Rp0 Untuk KPR? Jawabannya "Sangat Mungkin" 10Berita-Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno memiliki program ung… Read More