OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 19 Februari 2021

Indeks Pangan Indonesia Lebih Buruk dari Zimbabwe, Tengku: Ironis, NKRI Negara Agraris

Indeks Pangan Indonesia Lebih Buruk dari Zimbabwe, Tengku: Ironis, NKRI Negara Agraris



 

10Berita - Mantan Wasekjen MUI Ustadz Tengku Zulkarnain mengutip pernyataan Rektor IPB, Arif Satria yang menyebut indeks pangan Indonesia lebih buruk dari Zimbabwe.

Padahal, Zimbabwe merupakan salah satu negara termiskin di dunia.

Penceramah yang biasa dipanggil Tengku Zul ini heran karena Indonesia dikenal sebagai negara agraris, tapi indeks pangannya kalah jauh dari Zimbabwe dan Ethiopia.

“Menurut Food Sustainability Index dunia menempatkan Indonesia di dalam Indeks Pangan di urutan 60 jauh lebih buruk dari Zimbabwe urutan 32 bahkan Etiopia urutan 27. Ironis mengingat NKRI negara agraris,” kata Tengku Zul, dikutip dari akun twitter pribadinya, @ustadtengkuzul, Jumat (19/2).

Tengku Zul minta tak dibully karena dia hanya mengutip pernyataan Rektor IPB.

“Saya tidak usah dibully karena itu bukan menurut saya!,” tandas Tengku Zul.

Ia membagikan tautan berita Tirto berjudul “Rektor IPB Sebut Indeks Pangan Indonesia Lebih Buruk dari Ethiopia”.

Dalam berita itu Rektor IPB Arif Satria menyebut indeks keberlanjutan pangan lebih rendah dibandingkan Zimbabwe dan Ethiopia.

“Dulu kita tahu Ethiopia itu adalah negara yang identik dengan kelaparan. Ternyata punya ranking lebih bagus untuk food sustainability index dibanding kita. Zimbabwe dan Ethiopia jauh di atas Indonesia,” ucap Arif Satria dalam diskusi bertajuk “Daya Tahan Sektor Pertanian: Realita Atau Fatamorgana?” pada Rabu (17/2/2021).
 
Food Sustainability Index menempatkan Indonesia sebagai negara ke-60. Semakin besar angkanya, peringkat semakin buruk. Peringkat Indonesia kalah jauh dengan Zimbabwe peringkat 31 dan Ethiopia peringkat 27.

Food Sustainability Index mengacu tiga indikator utama. Dua indikator adalah limbah pangan dan pertanian yang berkelanjutan alias tidak merusak lingkungan dan menjaga ekonomi-sosial sekitarnya. Indikator ketiga atau terakhir adalah persoalan nutrisi seperti obesitas.

Indonesia tercatat dalam tiga negara terburuk di dunia berdasar indeks di atas untuk limbah pangan. Setiap tahun, satu penduduk menghasilkan 300 kilogram limbah pangan. Peringkat Indonesia lebih baik dari Saudi Arabia karena 1 orang hasilkan limbah 427 kilogram per tahun.

Bertambah berat lagi karena menurut indeks pemeringkatan Food Security Index, Indonesia berada dalam urusan ke-62 dari 113 negara pada 2019. Ada masalah keterjangkauan, ketersediaan, dan kualitas pangan menentukan indeks Food Security Index.

“Problem besar secara global. Ada masalah food security index kita yang emang ini ternyata bermasalah kalau kita ini jauh di bawah Malaysia,” ucap Arif.

Terakhir, Arif juga menunjuk pada indikator Global Hunger Index yang mengukur dan melacak kelaparan di seluruh dunia. Hasilnya Indonesia memperoleh skor 19,1 jauh melampaui Filipina (19), Vietnam (13,6), Malaysia (13,3) dan Thailand (10,2). Semakin besar skor, kelaparan yang diderita semakin parah juga.

“Dari sisi kelaparan, kita juga parah,” ucap Arif, seperti dilansir Tirto. ***[pojoksatu/fajar]