OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 10 Februari 2021

Ini Cara Hebat Anies Buat Kampung Melayu Tidak Banjir Lagi, Padahal Jaman Ahok Masih Banjir

Ini Cara Hebat Anies Buat Kampung Melayu Tidak Banjir Lagi, Padahal Jaman Ahok Masih Banjir



 

10Berita - Kampung Melayu tidak banjir walaupun Jakarta dan wilayah Jabodetabek kerjap diguyur hujan deras, beberapa hari belakangan. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengungkapkan caranya menangani banjir Jakarta, terutama mengatasi banjir di Kampung Melayu, 

Hal itu ditulis dalam postingan terbaru Anies Baswedan di akun instagram @aniesbaswedan. 

Dalam postingan itu ditampilkan pula foto sasat Anies mendatangi warga RW 04 di Cipinang Melayu pada masa kampanye di bulan Februari 2017. 

Artinya saat itu Pemprov DKI Jakarta masih dalam kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alilas Ahok. 

Saat itu kondisi Kampung Melayu Banjir dan Anies Baswedan tampak memeluk ibu Rumiati di tengah banjir. 

Berikutnya ditampilkan pula foto Anies Baswedan bertemu dengan Ibu Rumiati pada malam tadi. 

Rupanya malam tadi tidak ada banjir di Kampung Melayu.

"Bahagia sekali tadi malam dapat berjumpa kembali dengan beliau dalam keadaan sehat dan tidak berbasah-basahan," tulis @aniesbaswedan.

Selanjutnya, inilah tulisan lengkap yang ada di instagram @aniesbaswedan: 

Alhamdulillah, tahun ini dapat kembali mengunjungi RW 04 kelurahan Cipinang Melayu. Kampung yang dilewati Kali Sunter ini biasanya kalau musim hujan akan terjadi banjir yang amat tinggi, bahkan tahun lalu terendam sampai 3 meter. Tapi pada musim penghujan kali ini tak diterjang banjir.

Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berupaya keras menanggulangi banjir di Kampung Cipinang Melayu ini. Kita memberikan perhatian dan penanganan menyeluruh dari hulu Kali Sunter yang kerap kali menjadi penyebab utama dari luapan air ke kampung tersebut.

Jajaran Pemprov DKI melakukan kegiatan Gerebek Lumpur dengan mengerahkan 15 eskavator di tanggul-tanggul dekat aliran Kali Sunter dan membuat sodetan sehingga debit air yang mengalir di Kali Sunter menjadi lebih terkendali.

Di sisi selatan Jakarta Timur Waduk Rangon dan Waduk Tiu dikeruk lalu kemudian disiapkan sodetan khusus sehingga air Kali Sunter dialirkan dan ditahan di waduk, baru mengalir ke sini dengan volume debit yang lebih terkontrol.

Atas izin Allah SWT ikhtiar itu dimudahkan. Kita semua patut bersyukur karena warga kawasan RW 04 dan RW 03 Cipinang Melayu bisa merasakan musim penghujan tanpa kebanjiran.

Meskipun demikian, kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk memastikan kembali tak ada banjir di Cipinang Melayu, salah satunya adalah menuntaskan pembuatan tanggul di sepanjang RW 04 dan 03 Cipinang Melayu, karena kini tanggul tersebut masih bersifat temporer.

KONSEP ANIES TANGANI BANJIR BEDA DENGAN AHOK

Sejak awal menjabat Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Anies memang memiliki konsep yang berbeda dengan Ahok dalam penanganan banjir. 

Jika Ahok giat melakukan normalisasi sungai dengan mengerjakan proyek-proyek sheet pile dan banyak menggusur warga, Anies justru mengedepankan konsep naturalisasi dalam penanganan banjir

Melansir pemberitaan Harian Kompas, 6 Mei 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya program andalan naturalisasi sebagai solusi banjir ibu kota.

Dalam program naturalisasi, Anies berjanji tidak ada penggusuran dalam merevitalisasi sungai.

Ia mengedepankan konsep naturalisasi, seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan Revitalisasi Prasarana Sumber Daya Air secara Terpadu dengan Konsep Naturalisasi.

Di dalam Pergub, naturalisasi didefinisikan sebagai cara mengelola prasarana sumber daya air melalui konsep pengembangan ruang terbuka hijau dengan tetap memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi pengendalian banjir, dan konservasi.

Salah satu penerapan naturalisasi di sungai adalah menggunakan bronjong batu kali untuk turap sungai.

Penggunaan bronjong mengharuskan tebing sungai harus landai. Ini berbeda dengan konsep turap beton dalam normalisasi.

Karena tebing mesti landai, Pemprov DKI harus menyediakan lahan selebar minimal 12,5 meter masing-masing di kiri dan kanan sungai untuk membuat tebing.

Dengan demikian, lebar lahan yang mesti tersedia, termasuk untuk daerah sempadan, 80-90 meter.

Selain itu, naturalisasi juga banyak dipraktikkan dengan menanami bantaran kali yang sudah bersih dan lebar dengan berbagai tanaman.

Anies Raih Penghargaan Gubernur Paling Inovatif

Sementara itu, sebelumnya, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta meraih penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia sebagai provinsi terinovatif.

"Pemprov DKI Jakarta kembali berhasil meraih penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2020 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI," ujar Anies dalam akun Instagram miliknya @aniesbaswedan, Senin (22/12/2020).

Dilansir kompas.com, Anies mengatakan, DKI Jakarta dinobatkan sebagai provinsi terinovatif berdasarkan indeks inovasi daerah di tahun 2020.

DKI Jakarta tidak sendirian, ada empat daerah lainnya yang mendapatkan penghargaan yang sama yaitu Jawa Tengah, Banten, Sumatera Selatan dan Lampung.

"Penghargaan diserahkan langsung oleh Mendagri Pak Tito Karnavian kepada Pak Wagub @bangariza pada Jumat (18/12) malam lalu. Alhamdulillah, hari ini kami terima di rumah dinas," tulis Anies.

Anies mengatakan, penghargaan tersebut sebagai tanda Jakarta dinilai mampu menciptakan iklim yang kompetitif di bidang inovasi.

"Terutama dalam pelayanan publik," kata Anies.

Dia juga menjelaskan penghargaan tersebut merupakan apresiasi kepada jajaran Pemprov DKI yang mampu menghadirkan inovasi di tengah pandemi Covid-19.

"Selamat dan apresiasi kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta, walau di masa pandemi terus menghadirkan terobosan-terobosan baru untuk memberikan manfaat lebih luas lagi bagi kesejahteraan warga DKI Jakarta," kata Anies. [tribunnews]