OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 18 Februari 2021

Kisah Si Burung Merak Masuk Islam

Kisah Si Burung Merak Masuk Islam


10Berita

Oleh Hendri F. Isnaeni

Setelah sempat mempelajari agama-agama yang ada di Asia, akhirnya penyair WS Rendra memeluk Islam.


WS Rendra dianggap sebagai penyair terbesar setelah Chairil Anwar. Sajak-sajaknya dikenal tajam mengkritik keadaan sosial yang disebutnya “pamflet.”

Padahal, di awal kepenyairannya, Si Burung Merak banyak menulis sajak tentang agama dan Tuhan sesuai dengan keyakinannya sebagai Katolik, seperti terangkum dalam Balada Orang-orang Tercinta (1957).

Rendra lahir dari keluarga Katolik taat pada 7 November 1935 di Solo. Namun belakangan dia resah dan menceritakan kegelisahannya itu kepada sastrawan Ajip Rosidi.

“Selama di Amerika untuk menenteramkan kegelisahan itu dia mempelajari agama Budha dan agama-agama Asia yang banyak dipelajari anak-anak muda Amerika… seperti agama Krisyna dan semacamnya. Tapi belakangan minatnya tertarik kepada Islam,” kata Ajip dalam otobiografinya, Hidup Tanpa Ijazah.

Menurut Ajip, pengaruh terbesar kepada Rendra untuk menyelami Islam adalah Syu’bah Asa, yang ketika itu mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga dan aktif menjadi anggota Bengkel Teater yang dipimpin Rendra.

Syu’bah Asa memperkenalkan naskah Barjanzi yang diterjemahkannya kepada Rendra. Barjanzi merupakan karya sastra berisi pujian, sanjungan dan doa yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. yang ditulis oleh Sayid Ja’far al-Barzanji.

Rendra sangat tertarik kepada naskah tersebut, yang kemudian dipentaskan oleh Bengkel Teater.

Pertunjukan itu mendapat sambutan hangat dari penonton dan kritikus, sehingga dipertunjukkan di berbagai kota.

“Saya kira tidak kecil pengaruh pengalamannya mementaskan Barzanji itu sehingga dia sampai pada keputusan untuk memeluk agama Islam,” kata Ajip.

Rendra merasa hatinya sudah mantap untuk menjadi Muslim.

Secara resmi dia mengucapkan sahadat di depan KH Ghafar Ismail, Taufik Ismail, dan Ajip Rosidi, di rumah Taufiq di lingkungan Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Setelah itu, Taufiq membuat pernyataan tertulis yang dia tandatangani bersama Ajip. Ghafar, kakak Taufiq, mengajari Rendra salat.

Setelah menjadi Muslim, nama awal (WS) berubah dari Willibrordus Surendra Broto Rendra menjadi Wahyu Sulaiman Rendra.

Sumber: Eramuslim