OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 01 Maret 2021

Mengupas Pasukan Pembungkam Aktivis di Saudi, Pembunuh Jamal Khashoggi

Mengupas Pasukan Pembungkam Aktivis di Saudi, Pembunuh Jamal Khashoggi


10Bertita – Tujuh warga Arab Saudi yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi adalah anggota dari pasukan elit yang bertugas melindungi Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Demikian menurut laporan intelijen AS yang dirilis Jumat lalu. Harian the New York Times memiliki catatan bahwa pasukan itu mempunyai tugas khusus untuk membungkam para pengkritik pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri setelah mewawancarai sejumlah pejabat AS yang sudah membaca laporan intelijen.

Peran dari satuan tugas yang bernama Pasukan Reaksi Cepat (RIF) dalam pembunuhan Khashoggi ini membuat intelijen AS memahami bawah Pangeran MBS memberi izin operasi pembunuhan itu.

“Anggota RIF tidak akan terlibat dalam pembunuhan itu tanpa sepengetahuan sang putera mahkota, kata laporan intelijen AS, seperti dilansir laman the New York Times, Minggu (28/2).

Pasukan ini “dibentuk untuk melindungi sang putera mahkota dan hanya mematuhi perintahnya” kata laporan tersebut pada Jumat lalu dan Kementerian Keuangan AS menyatakan pasukan RIF itu mendapat sanksi ekonomi karena terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.


Seperti apa sebetulnya pasukan pemburu para aktivis itu?

Pembunuhan Khashoggi menjadi salah satu operasi paling mengerikan dari pasukan elit ini. RIF mulai beroperasi sejak 2017, tahun ketika Pangeran MBS menyingkirkan pesaingnya untuk merebut posisi putera mahkota.

Menurut pejabat AS, pasukan RIF sudah menjalankan sejumlah operasi di dalam dan luar negeri–termasuk merepatriasi atau memulangkan warga Saudi dari luar negara Arab. Pasukan ini juga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan sejumlah aktivis perempuan yang menyerukan larangan perempuan mengemudi dicabut. Salah satu dari mereka adalah Loujan al-Hathloul yang dipenjara pada 2018 dan dibebaskan bulan lalu.

Pejabat AS juga mengatakan, seorang perempuan yang ditahan oleh RIF, seorang dosen, pernah mencoba bunuh diri pada 2018 karena mendapat penyiksaan psikologis. Sejumlah tahanan ditempatkan di dalam sebuah istnawa mewah milik Pangeran MBS dan ayahnya, Raja Salman.

Pasukan ini cukup banyak tugasnya, pada Jui 2018, pemimpin pasukan ini mengajukan pertanyaan kepada penasihat Pangeran MBS, apakah pasukan RIF akan mendapat bonus Idul Fitri. Demikian menurut laporan pejabat AS yang membaca laporan intelijen itu.

 Sumber: 

Related Posts: