10Berita -Partai Demokrat mengaku sangat menyayangkan adanya peretasan akun-akun media sosial maupun nomor telepon seluler para pihak yang kritis terhadap pemerintah. Salah satunya seperti apa yang dialami pengamat hukum tata negara Bivitri Susanti.
Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut justru membuat rakyat tak nyaman dan merasa tak aman.
"Apalagi menggunakannya untuk menyebarkan kabar bohong yang berupaya menjatuhkan kredibilitas pemilik akun dan mengadu domba berbagai elemen bangsa yang pro demokrasi.
Tentu ini membuat warga negara semakin tidak nyaman dan merasa tidak memiliki rasa aman dalam melakukan aktivitas di negeri sendiri," kata Herzaky kepada wartawan, Kamis (21/4/2022) kemarin.
Menurutnya, demokrasi di Indonesia semakin hari semakin buruk kondisinya jika perilaku soal peretasan dibiarkan berlarut-larut.
Karenanya, pemerintah harus menyikapi situasi ini dengan serius dan mengambil langkah-langkah yang memang efektif, bukan sekedar kebijakan normatif, tapi melempem di lapangan.
"Jika membiarkan situasi seperti ini terus terjadi, berarti Pemerintah dengan sengaja membiarkan tindakan teror dan intimidasi terhadap aktivis pro demokrasi terus berlanjut. Dengan kata lain, Pemerintah memberikan persetujuan, jika merasa tidak terlibat, dalam perilaku anti demokrasi seperti ini," tuturnya.
"Jangan sampai Indonesia dicap sebagai negara demokrasi, tapi dengan rasa otoriter," sambungnya.
Lebih lanjut, Herzaky mengatakan, sudah banyak lembaga demokrasi dunia yang memberikan penilaian buruk terhadap demokrasi Indonesia, dari negara yang hanya bebas sebagian, sampai negara dengan demokrasi yang cacat.
"Kita harap ada perbaikan dari Pemerintah dalam dua tahun terakhir ini. Bukan sekedar lip service di media saja, melainkan benar-benar terwujud di lapangan," imbuhnya.
Diketahui, akun media sosial Bivitri Susanti seperti Whatapps hingga Instagram telah diretas. Peretasan diketahui saat dalam akun medsos Bivitri tersebut mengunggah pernyataan yang tidak sejalan dengan pandangan pribadinya.
Sumber: suara
Jumat, 22 April 2022
Home »
» Kritis Ke Pemerintah, Akun Medsos Akademisi Kena Retas, Demokrat: Jangan Sampai RI Dicap Negara Demokrasi Rasa Otoriter
Kritis Ke Pemerintah, Akun Medsos Akademisi Kena Retas, Demokrat: Jangan Sampai RI Dicap Negara Demokrasi Rasa Otoriter
By 10 BERITA 4/22/2022 02:57:00 PM
Kritis Ke Pemerintah, Akun Medsos Akademisi Kena Retas, Demokrat: Jangan Sampai RI Dicap Negara Demokrasi Rasa Otoriter
Related Posts:
Puluhan Ribu Driver Ojol Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi #2019GantiPresiden! Puluhan Ribu Driver Ojol Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi #2019GantiPresiden! 10Berita – Calon Presiden nomor 02 Prabowo Subianto mendapat dukungan pengemudi ojek onlien (ojol) yang tergabung dalam Forum Gabungan Rod… Read More
Komisi II DPR: Kotak Kardus KPU Belum Teruji Komisi II DPR: Kotak Kardus KPU Belum Teruji 10Berita – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Herman Khaeron mempertanyakan kelayakan penggunaan kotak suara berbahan kardus pada Pemilu dan Pilpres 2019. Meskipun, menurutnya… Read More
Di Depan Ojol, Prabowo Sindir Argo Murah & Berita Pelintiran Di Depan Ojol, Prabowo Sindir Argo Murah & Berita Pelintiran 10Berita - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bercerita atau 'curhat' bahwa pernyataannya kerap kali dibelokkan oleh banyak pihak, s… Read More
Terkena Genangan Air, 2.065 Buah Kotak Suara Kardus Rusak di Badung Terkena Genangan Air, 2.065 Buah Kotak Suara Kardus Rusak di Badung 10Berita, Kantor KPU Badung, Provinsi Bali, terkena dampak hujan. Ribuan kotak suara kardus beserta ratusan bilik suara tergenang air atau … Read More
Bagi-bagi Sembako saat Kunjungan Jokowi, Ustadz Tengku: Mau Nyuap Orang Riau? Itu Penghinaan! Bagi-bagi Sembako saat Kunjungan Jokowi, Ustadz Tengku: Mau Nyuap Orang Riau? Itu Penghinaan! 10Berita - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan ke Riau dan menerima gelar adat Datu Seri Setia Am… Read More