10Berita - Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengeluarkan sindiran kepada masyarakat Indonesia yang masih berdemo di kondisi seperti saat ini. Menurutnya, kegiatan itu banyak berasal dari orang yang tidak jelas.
Hal tersebut ditanggapi Gigin Praginanto melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Gigin Praginanto menyebut bahwa pernyataan Luhut itu lantaran adanya kekuasaan.
Gigin Praginanto juga mengatakan bahwa ada perasaan merasa dewa dan tidak punya rasa bersalah.
"Inilah akibatnya kalau terlalu berkuasa. Merasa sudah menjadi dewa. Gak pernah merasa bersalah dan melihat rakyat sebagai sekadar angka statistik," ungkap Gigin Praginanto melalui akun Twitter pribadi miliknya pada Rabu (7/9).
Sementara itu, pernyataan Luhut tersebut dalam sambutannya di acara Focus Group Discussion (FGD) Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia, Rabu (7/9).
"Kalau ada yang demo-demo itu, saya lihat-lihat ya yang demo ya banyak yang dari nggak jelas juga," ungkap Luhut.
Luhut tidak menjelaskan rinci demo apa yang dimaksud. Perkataan itu diucapkannya saat sedang menjelaskan pemulihan ekonomi yang diklaim berjalan cepat dan kuat.
"Saya lihat pemulihan kita masih 5,44% kuartal II-2022. Sekarang mungkin kita bisa dekat-dekat 6%, jadi sebenarnya we are doing ok. Tingkat pengangguran saya kira menurun," ungkap Luhut.
"Orang yang nggak ngerti masalah ikut-ikut demo. Mau bangkrut, mau bangkrut darimana? Kita mana ada orang kelaparan? Kenapa? (karena) dana desa sudah Rp 476 triliun itu diberikan selama 7 tahun terakhir," tambah Luhut.
Dalam kesempatan itu juga disinggung bahwa subsidi dan kompensasi energi yang sekarang Rp502,4 triliun jika tidak hati-hati bisa bengkak menjadi Rp600 triliun. Untuk itu, pemerintah menaikkan harga BBM agar penggunaan subsidi bisa ditekan dan digunakan untuk keperluan lain.
Inilah akibatnya kalau terlalu berkuasa. Merasa sudah menjadi dewa. Gak pernah merasa bersalah dan melihat rakyat sebagai sekadar angka statistik. https://t.co/bXdAbT9015
— gigin praginanto (@giginpraginanto) September 7, 2022
[wartaekonomi]