OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 10 September 2022

Hacker Bjorka Ancam Bocorkan Data Presiden Jokowi

Hacker Bjorka Ancam Bocorkan Data Presiden Jokowi



10Berita – Peretas (hacker) Bjorka lewat pengumumannya di saluran Telegram pribadinya mengancam akan membocorkan data Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengumuman hacker Bjorka ancam bocorkan data Presiden Jokowi itu disampaikan oleh akun Twitter @darktracer_int, seperti dilihat pada Jumat 9 September 2022.

Dalam narasi unggahannya, akun tersebut mengatakan bahwa Bjorka yang telah mempermalukan rakyat Indonesia mengumumkan di saluran Telegramnya bahwa target dia berikutnya adalah membocorkan data Presiden Indonesia.

“Sosok jahat “Bjorka”, yang telah mempermalukan rakyat Indonesia, mengumumkan di saluran Telegramnya bahwa target berikutnya untuk kebocoran data itu adalah Presiden Indonesia,” cuit akun @darktracer_int.

Lewat unggahannya itu pula, akun tersebut menyertakan tangkapan layar saluran telegram Bjorka. Dilihat dari saluran telegram Bjorka, tampak hacker itu menamai salurannya tersebut dengan istilah Bjorkanism dimana dia memiliki 4.788 anggota.

Sementara dalam isi pengumumannya di saluran itu, tampak Bjorka mengumumkan bahwa target dia selanjutnya adalah membocorkan data dari Presiden Indonesia.

“The next leak come from the president of Indonesia (kebocoran data selanjutnya datang dari Presiden Indonesia),” demikian tertulis dalam tangkapan layar isi pengumuman Bjorka.

Dikutip dari katadata.co.id, hacker Bjorka sebelumnya menjual 1,3 miliar data SIM Card ponsel Indonesia. Dia melampirkan dua juta sampel di forum Breached.to.

Selain itu, Bjorka menyebut bahwa dirinya memiliki 26.730.797 data histori pencarian (browsing) pelanggan IndiHome. Data ini termasuk di antaranya Nomor Induk Kependudukan (NIK), email, nomor ponsel, kata kunci, domain, platform, dan URL.

Data yang dijual di breached.to tersebut diklaim berasal dari periode Agustus 2018 hingga November 2019. Yang terbaru, Bjorka menjual 105 juta data diduga milik warga negara Indonesia.

Data yang dijual berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau terkait pemilu. Data tersebut diunggah di situs Breached.to.

“Data ini dicuri pada September dan dijual US$ 5.000,” demikian dikutip dari Breached.to.

Informasi yang dijual terdiri dari NIK, Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, dan usia. Selain itu, provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, TPS.

Hacker Bjorka juga sempat mengirimkan pesan kepada Kominfo melalui situs Breached.to.

“My Message to Indonesian Government: Stop Being an Idiot (pesan saya untuk Pemerintah Indonesia: Berhenti menjadi bodoh),” tulisnya. [Terkini]